Sigi, Sulteng, (ANTARA News) - Sigi, salah satu kabupaten yang bertetangga langsung dengan Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, merupakan daerah terdampak parah bencana alam gempa bumi 7,4 SR.
Selain dihajar gempa bumi cukup dahsyat 28 September 2018 itu, juga dilanda likuifaksi, tanah longsor dan banjir bandang.
Bencana alam tersebut banyak merusak sarana dan infranstruktur vital seperti prasana jalan, jembatan, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih, bendungan dan jaringan irigasi serta areal lahan persawahan dan perkebunan kakao di sejumlah desa di 13 kecamatan di Kabupaten Sigi.
Bencana alam juga telah merenggut ratusan jiwa warga Sigi akibat terjangan likuifaksi dan gempa.
Ribuan warga lainnya kehilangan tempat tinggal dan harta benda serta mata pencaharian karena rumah mereka yang dibangun dengan keringat sendiri telah hancur berantakan diporak-porandakan gempa dan likuifaksi.
Berikutnya, ratusan sekolah dari tingkat PAUD sampai SMA juga hancur diterjang gempa dan likuifaksi menyebabkan ribuan siswa? kehilangan tempat belajar dan terpaksa harus rela belajar di tenda-tenda darurat dan ruang kelas darurat.
Bencana alam itu juga merusak banyak sarana ibadah seperti masjid dan gereja, puskesmas, rumah sakit milik pemerintah daerah? dan beberapa gedung kantor pemerintah yang ada di Kabupaten Sigi.
Kerugian materil yang dialami oleh masyarakat maupun pemerintah tidaklah sedikit nilainya.
Belum lagi dampak psikologi?banyak warga yang mengalami gangguan jiwa karena trauma berat terhadap bencana alam dan juga kehilangan orang-orang yang sangat dikasihi dan dicintai meninggal dunia dan hilang.
Semua bencana yang terjadi di Kabupaten Sigi dan juga Palu dan Kabupaten Donggala telah membuat perekonomian sangat terpuruk. "Termasuk di Kabupaten Sigi," kata Bupati Mohammad Irwan Lapata.
Kerja Keras
Bupati Irwan Lapata mengatakan hampir tiga bulan sesudah bencana alam yang memporak-porandakan perekonomian masyarakat di daerahnya, Pemkab Sigi bersama pemerintah pusat dibantu para relawan terus bekerja keras untuk memulihkan kembali perekonomian di daerah itu.
Usai penangan darurat, kata bupati, prioritas utama adalah menyalurkan bantuan bahan makanan dan kebutuhan lainnya kepada seluruh korban yang tersebar di 13 kecamatan terdampak di Kabupaten Sigi.
Selain distribusi bantuan, juga diikuti pemulihan penerangan listrik karena banyak tiang dan kabel listrik yang roboh dan putus akibat gempabumi dan likuifaksi.
Berikutnya, perbaikan prasarana jalan yang rusak agar arus kendaraan bisa melintas.
Termasuk jalan-jalan menuju kantor produksi yang juga mengalami kerusakan akibat bencana alam tersebut.
Semua dilakukan pemerintah agar pemulihan ekonomi di daerah itu bisa berjalan dengan cepat.
Dan hasil dari kerja keras yang dilakukan semua pihak, kini secara mengembirakan perekonomian di Kabupaten Sigi berangsur-angsur kembali pulih.
Memang untuk kembali pulih seperti sebelum adanya bencana alam, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh tenaga, dana dan waktu.
Tetapi apa yang sudah dilakukan selama ini sangat nyata hasilnya.
Perekonomian masyarakat mulai berjalan lancar setelah pemerintah daerah dan pusat memperbaiki sarana dan infranstruktur pendukung yang sebelumnya rusak akibat bencana alam.
Misalkan, kata Bupati Irwan, dengan terbukanya beberapa ruas akses jalan baik jalan provinsi, kabupaten dan jalan desa serta jalan usaha tani, para petani tidak lagi kesulitan memasarkan berbagai hasil panen baik komoditi pertanian, perkebunan, parikanan dan pariwisata.
"Ini yang mendorong perekonomian di Kabupaten Sigi kembali makin membaik lagi," kata dia.
Prioritas Pembangunan
Bupati Irwan juga mengatakan pada 2019, Pemkab Sigi masih memprioritaskan pembangunan sarana dan infrastruktur yang masih rusak.
Seperti jalan provinsi antara Desa Jono Oge dengan Desa Sidera yang hancur, bahkan lenyap akibat likuifaksi memang saat ini sudah bisa dilewati kendaraan.
Tetapi badan jalan yang ada masih dalam kondisi pengerasan. "Kita akan aspal jalan itu seperti semula," kata bupati.
Terdapat beberapa ruas jalan desa akan dilapisi aspal dan semuanya tentu diharapkan dilakukan pada tahun depan. Begitu bangunan pemerintah dan publik yang rusak, tentu akan dibangun kembali.
Lainnya adalah jaringan irigasi dan areal persawahan yang rusak juga mendapat skala prioritas dalam pembangunan di daerah itu.
"Saya optimis, perekonomian masyarakat di Kabupaten Sigi pada 2019 akan kembali membaik dibandingkan sekarang ini," ujarnya.
Bupati Irwan juga mengimbau masyarakat di daerahnya meski ditimpa bencana alam, tetap mendukung dan mensukseskan pesta demokrasi di Tanah Air 2019.
Pada tahun depan, bangsa Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi Pemilu Legislatif dan Presiden.
Selain tetap menjaga stabilitas keamanan, juga warga yang sudah memiliki hak suara untuk dapat menyalurkan aspirasinya baik pada Pemilu Legislatif maupun Presiden.
Kerugian Rp6 T
Sementara Kepala Badan Perencanaan Penelitian Pengembangan Daerah (DP3D) Kabupaten Sigi, Sutopo Sapto Condro, mengatakan kerugian sementara yang ditimbulkan bencana alam di Kabupaten Sigi mencapai Rp6 triliun.
Tetapi, jumlah itu masih prakiraan sementara dan masih terus divalidasi oleh tim.
Ia juga mengatakan saat ini pemerintah daerah terus melakukan pemulihan di seluruh sektor yang terkena bencana.
Dia mengaku bencana yang baru saja terjadi di Kabupaten Sigi sangat berpengaruh besar terhadap sektor ekonomi daerah.
Seperti perhitungan Bappenas, selama satu-dua tahun ke depan akan mengalami penurunan, juga akan terjadi peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran.
Pemkab Sigi tidak akan tinggal diam. Melalui OPD terkait di Kabupaten Sigi, pemerintah daerah mencoba berusaha keras menggerakan kekuatan ekonomi masyarakat dengan berbagai kegiatan seperti membangkitkan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kegiatan usaha lainnya.
Baik Bupati Irwan Lapata maupun Kepala DP3D Kabupaten Sigi, Sutopo Sapto Condro optimistis ekonomi masyarakat di daerah itu akan bangkit kembali.*
Baca juga: Menanti kerja nyata elite politik Sulteng tangani pemulihan bencana
Baca juga: Dekranas siap gandeng Kemenkop bangkitkan UMKM Palu pasca-bencana
Baca juga: Siswa korban gempa masih belajar di tenda
Pewarta: Anas Masa
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018