Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank, Kamis pagi, melemah sebesar 63 poin menjadi Rp14.505 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.442 per dolar AS.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Kamis, mengatakan pergerakan mata uang rupiah cenderung tertahan setelah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan menaikkan suku bunganya.
"Kenaikan suku bunga Fed mempengaruhi mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah. Namun, diproyeksikan sifatnya sementara," katanya.
Ia mengemukakan The Fed menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini sebesar 25 basis poin menjadi 2,5 persen. Dengan demikian, the Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali pada 2018 ini.
Menurut dia, peluang rupiah kembali terapresiasi masih cukup terbuka, mengingat proyeksi pertumbuhan Amerika Serikat yang lebih rendah pada 2019 sehingga The Fed tidak akan agresif dalam menaikan suku bunganya.
"Nada negatif akan lebih berkurang ke depannya," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail mengatakan ekonom memperkirakan The Fed akan menaikan tingkat suku bunga dua kali lagi pada tahun depan, lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya sebanyak tiga kali.
"Dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih rendah maka dolar AS diperkirakan bergerak melambat," katanya.
Baca juga: Rupiah menguat jelang pengumuman suku bunga The Fed
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018