"Stem cell (sel punca) adalah sel yang belum berdiferensiasi untuk berkembang menjadi sel yang spesifik, contohnya sel ini nanti bisa berkembang menjadi sel saraf, sel otak sel hati, sel paru, dan sebagainya," kata peneliti dan pengembang sel punca dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell di Unair Fedik Abdul Rantam di sela Ekspose Produk Inovasi sebagai Capaian Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Jawa Barat, Rabu.
Dia mengatakan sel punca selain bisa menggantikan sel yang rusak, juga menghasilkan faktor pertumbuhan.
"Growth factor (faktor pertumbuhan) yang bisa menstimulasi aktivitas sel ini berkembang menjadi sel-sel yang normal, itu yang digunakan untuk antiaging, kecantikan," katanya.
"Ketika dioleskan, growth factor tadi menstimulasi sel di bawahnya juga naik, yang sel tua lepas yang sel (baru) naik, karena di setiap jaringan banyak stem cell," ia menambahkan.
Dia mengatakan saat ini lembaganya sedang menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk mengedarkan produk itu secara massal.
Sel punca dapat diperoleh antara lain dari plasenta bayi yang baru dilahirkan dan darah plasenta. Fedik mengatakan untuk mengembangkan sel punca para peneliti menyeleksi sel biologis yang berkualitas baik untuk memperoleh sel yang bebas dari penyakit seperti kanker, hepatitis, HIV, herpes dan lainnya.
Baca juga: Teknologi sel punca harapan dunia kedokteran
Baca juga: Pemerintah ingin percepat pengembangan teknologi sel punca
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018