Jakarta, 19/12 (Antara) - Berita bohong atau hoaks yang muncul saat bencana telah menimbulkan kerugian besar salah satunya pada sektor pariwisata.

"Selalu ada kepentingan dibalik hoaks, karena itu kita memerlukan sistem informasi yang akurat untuk mengcounter hoaks," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan hoaks seringkali muncul saat terjadi bencana yang merugikan masyarakat yang menjadi korban.

Ia mencontohkan seperti saat terjadi erupsi Gunung Agung di Bali pada 2017-2018 menyebabkan 1 juta wisatawan berkurang dan kerugian capai Rp11 triliun di sektor pariwisata.

Begitu pula dengan gempa Lombok pada 2018 menyebabkan 100.000 wisatawan berkurang dan kerugian Rp1,4 triliun di sektor pariwisata.

Selain menimbulkan kerugian sektor pariwisata, hoaks juga akan menimbulkan teror bagi masyarakat.

"Kita sudah mengingatkan masyarakat agar jangan mempercayai hoaks, tapi selalu memantau informasi yang dikeluarkan lembaga terkait," katanya.

Baca juga: Praktisi: Media harus dorong verifikasi terhadap hoaks
Baca juga: Ratusan juta pengguna medsos berpotensi terpapar hoaks
Baca juga: Peneliti: Upaya menangkal hoaks harus sistematis

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018