Surabaya (ANTARA News) - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur akan mengikuti Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk berlebaran Idul Fitri pada 12 Oktober.
"Kami sudah melakukan perhitungan awal Syawal 1428 H dengan sistem `hisab hakiki wujudul hilal`," kata Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PWM, Prof Dr H Ali Mufrodi MA, kepada ANTARA News di Surabaya, Kamis.
Setelah itu, kata dosen Fakultas Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, hasil perhitungan PWM dengan markas Tanjung Kodok Paciran Lamongan itu dilaporkan ke PP Muhammadiyah.
"Hasilnya, Indonesia Bagian Barat (Jawa, Sumatera, dan sebagian Kalimantan mencapai 10 provinsi) sudah masuk tanggal 1 Syawal 1428 H pada 12 Oktober dengan ketinggian 0,28 derajat 37 menit, sedangkan Indonesia Bagian Tengah dan Timur masih belum wujud," katanya.
Oleh karena itu, tanggal 1 Syawal 1428 H ada dua kemungkinan, karena di Indonesia Tengah dan Timur baru akan terjadi "wujudul hilal" pada 13 Oktober 2007.
"Tapi, PWM Jatim menyerahkan sepenuhnya kepada PP Muhammadiyah untuk memutuskan antara tanggal 12 Oktober dan tanggal 13 Oktober itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, PP Muhammadiyah dalam Maklumat Penetapan 1 Syawal 1428 H menetapkan 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Jumat, tanggal 12 Oktober, sedangkan wilayah (Timur dan Tengah) yang belum wujudul-hilal dapat mengikuti wilayah lain dengan prinsip "wilayatul-hukum" (kesatuan hukum).
"Maklumat yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr HM Din Sjamsuddin MA dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Drs HA Rosyad Sholeh itu tertanggal 17 September. Kami akan mematuhinya dengan alasan `wilayatul-hukmi` untuk `hisab hakiki wujudul hilal`," katanya.
Dengan alasan itu, lanjutnya, Hari Raya Idul Fitri kemungkinan akan sama pada 12 Oktober. Apalagi Depkominfo menggunakan teropong canggih yang dapat melihat hilal dengan ketinggian sekecil apa pun, termasuk bila hanya 0,28 derajat 37 menit.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007