Keterangan itu tercantum dalam dua dokumen baru pemerintah.
Rencana-rencana itu merupakan indikasi paling jelas dari ambisi Jepang untuk menjadi kekuatan kawasan seiring pembangunan militer China dan Rusia yang bangkit kembali menekan sekutu Amerika Serikat itu.
"Amerika Serikat masih merupakan negara paling kuat di dunia, tetapi persaingan-persaingan nasional muncul dan kami mengakui pentingnya kompetisi strategis baik dengan China dan Rusia karena mereka menantang tata regional," demikian garis besar program pertahanan 10-tahun yang disahkan pemerintahan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, Selasa.
Amerika Serikat, yang diikuti China, Korea Utara dan Rusia, merupakan negara-negara yang paling mempengaruhi pemikiran militer terbaru Jepang, menurut lembaran itu.
China, kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, mengerahkan lebih banyak kapal dan pesawat untuk berpatroli di perairan dekat Jepang, sementara Korea Utara belum memenuhi janji untuk membongkar program dan peluru-peluru nuklirnya.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan Jepang "menyanyikan lagu lama" dan membuat "keterangan-keterangan tanpa pikir panjang" mengenai kegiatan-kegiatan pertahanan normal China.
"Apa yang Jepang lakukan di sini tidak kondusif bagi upaya memperbaiki dan mengembangkan hubungan China-Jepang, dan juga bagi citra lebih luas dari stabilitas dan perdamaian regional," kata Hua dalam taklimat berita. "China menyatakan ketapuasan kuat dan penentangan atas hal ini dan sudah menyampaikan protes keras kepada Jepang," tambah dia.
Rusia, yang terus menyelidiki pertahanan udara Jepang, menyatakan, Senin, mereka membangun barak-barak baru bagi tentara di gugusan kepulauan yang disengketakan dekat Jepang dan akan membangun fasilitas-fasilitas lagi bagi kendaraan lapis baja.
Keputusan tersebut menimbulkan protes diplomatik dari Tokyo.
Jepang berencana membeli 45 pesawat tempur siluman F-35 Lighting II buatan Lockheed Martin Corp, senilai 4 miliar dolar AS, selain penambahan bagi 42 jet yang sudah dipesan, demikian rencana pengadaan lima-tahun terpisah yang disetujui pada Selasa.
Pesawat-pesawat baru yang akan dibeli itu mencakup 18 unit F-35B Lightning II, yang bisa terbang dengan landasan pacu pendek dan mendarat secara vertikal (STOVL). Para perencana ingin mengerahkan jet-jet tempur itu di kepulauan Jepang di sepajang Laut China Timur.
Pewarta: ANTARA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018