Padang (ANTARA News) - Sedikitnya 11 rumah penduduk di pesisir pantai Parupuak Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, hancur dihantam gelombang pasang pada Rabu malam (19/9), dan 31 rumah lainnya terancam rubuh. Kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Padang, Surya Budhi, kepada ANTARA News pada Kamis menyatakan tidak ada korban jiwa dalam bencana itu karena penduduk sudah dievakuasi serta diungsikan ke rumah saudara mereka maupun ke tenda-tenda darurat. Kawasan pantai di sepanjang Parupuk Tabing memang berpotensi terjadi abrasi karena di kawasan itu belum dibangun batu beronjong pengaman pantai. Meski tidak menelan korban jiwa, Kepala Kantor Kesbangpol Kota Padang meminta warga tetap waspada dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika bencana serupa mengancam. Kepada korban gelombang pasang itu, sejumlah bantuan berupa beras, makanan sudah disalurkan dalam peninjauan langsung Walikota Padang, Fauzi Bahar ke lokasi abrasi, Kamis pagi. Terkait bencana abrasi tersebut, Kabid Kesiagaan Badan Kesbang Linmas Provinsi Sumbar, Ade Edwar, sebelumnya sudah memberi tahu kepala daerah yang wilayah mereka berada di kawasan pesisir pantai agar tetap waspada. "Perairan Barat Sumatera, tiga hari ke depan atau hingga Minggu (23/9) berpeluang terjadi gelombang 3,5 meter hingga enam meter," katanya. Gelombang ini terjadi, menurut dia, akibat pengaruh iklim lokal, terkait juga masa gravitasi bumi turun. Terkait itu, nelayan Sumbar yang menangkap ikan di perairan Mentawai, Samudera Hindia barat daya diimbau lebih waspada dan hati-hati saat melaut. Sebab ketinggian gelombang diperkirakan mencapai enam meter dinilai cukup berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang, dan ferry. "Kawasan Parupuk Tabing dan sekitarnya sudah menjadi langganan abrasi pantai, dan masyarakat diharapkan perlu meningkatkan kewaspadaan guna menekan korban jiwa," katanya.(*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007