Nila dalam acara peringatan Hari AIDS Sedunia di LP Cipinang Jakarta, Senin, mengatakan Indonesia bergantung pada generasi muda saat menghadapi masa bonus demografi di mana penduduk usia produktif lebih banyak dibanding lansia dan anak-anak.
"Kita akan menghadapi bonus demografi, pemuda menjadi harapan kita. Bagaimana anda sekalian bisa memelihara manula dan anak kecil, artinya sebagai manusia yang tidak produktif. Kalau generasi muda tidak produktif, apakah lansia dan anak-anak terbantu kehidupannya? Kami harapkan betul pemuda Indonesia sebagai pemuda yangg berani dan sehat," kata Nila.
Pemilihan Lapas Narkotika Cipinang Kelas II A sebagai lokasi acara puncak Hari AIDS Sedunia 2018 karena Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan tahanan adalah kelompok nonpopulasi kunci yang rentan penularan HIV, sehingga perlu segera diketahui status HIV-nya.
Selain itu, jumlah WBP dan tahanan narkotika di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. WBP dan tahanan adalah kelompok masyarakat yang berada dalam lingkungan tertutup yang perlu mendapat perhatian dan pendekatan khusus guna meningkatkan derajat kesehatannya.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan sekitar 78 persen warga binaan di lembaga pemasyarakatan seluruh Jakarta adalah penyalahguna narkoba.
Angka yang hampir sama juga terdapat di Sumatera Utara dengan WBP sebagai penyalahguna narkotika sebanyak 70 persen. Dari keseluruhan lapas di Indonesia, sebanyak 1.400 narapidana adalah penyalahguna narkotika.
Pada kesempatan yang sama, Menkes Nila Moeloek juga meluncurkan sebuah materi edukasi dan promosi kesehatan tentang pentingnya obat ARV dalam pengobatan HIV.
Obat antiretroviral (ARV) mampu menekan jumlah virus HIV di dalam darah sehingga kekebalan tubuhnya (CD4) tetap terjaga. Sama seperti penyakit kronis lainnya seperti hipertensi, kolesterol, atau DM, obat ARV harus diminum secara teratur, tepat waktu selama seumur hidup, untuk meningkatkan kualitas hidup ODHA serta dapat mencegah penularan.
ARV dijamin ketersediaannya oleh pemerintah dan gratis pemanfaatannya.
"Kalau kalian menggunakan jarum suntik yang tidak steril, kalian berisiko kena HIV/AIDS. Bagi orang yang positif HIV dan berobat, masih punya peluang, ada obat ada jalan. Tapi kalau sudah AIDS, itu hanya menuju kematian," kata Nila.
Baca juga: Empat kasus anak penderita HIV/AIDS ditemukan di Bangka
Baca juga: 85 warga asing di Papua positif HIV/AIDS
Baca juga: Pengidap HIV/AIDS di Lhokseumawe dominan perempuan
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018