Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan pusat operasi keamanan (security operation center / SOC) sebagai bagian dari upaya untuk siap menghadapi industri 4.0 yang sarat dengan implementasi teknologi informasi dan komunikasi.
"Kami berupaya untuk melayani masyarakat dalam sistem deteksi dan monitoring (pengawasan)," kata Deputi Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Eniya L Dewi dalam konferensi pers terkait diskusi Tech Talk yang bertemakan "Industry 4.0: Siapkah Indonesia?" di Auditorium BPPT, Jakarta, Senin.
Dengan adanya SOC, maka dapat melakukan forensik digital, mengetahui proses peretasan (hacking) yang terjadi, analisis malware, kriptografi dan munculnya cryptocurrency untuk kemudian menganalisa sistem yang harus dibangun di Indonesia.
Analisis data dalam SOC kemudian dapat menjadi embrio Big Data yang ke depannya dapat bermanfaat dalam menghasilkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Untuk inovasi, BPPT juga menghasilkan di antaranya sistem deteksi penerobosan (intrusion detection system) dan sistem pengawasan keamanan jaringan (network security monitoring).
"Ini merupakan platform yang berbasis open source dan bisa digunakan oleh siapapun. Kita juga membuka peluang bagaimana cara membangunnya," ujarnya.
BPPT menghasilkan inovasi dan teknologi yang bisa ditularkan sehingga daerah-daerah pun ke depannya bisa mempunyai atau membuat sistem keamanan sendiri, karena dunia siber ke depan akan semakin canggih dan semua harus siap mengantisipasinya dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
"Fungsi BPPT menularkan teknologi kita ke orang lain," tuturnya.
Dia mengatakan BPPT sebagai lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) yang mengemban tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi terus berupaya mengembangkan kapasitas dan kompetensinya untuk mendorong kemandirian, salah satunya di bidang teknologi informasi komunikasi dan elektronika, untuk meningkatkan daya saing bangsa sesuai visi dan misinya.
BPPT menjadi tempat untuk bisa mengaudit infrastruktur jaringan teknologi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan aplikasi sistem teknologi informasi serta melakukan pendampingan teknologi.
Dalam pendampingan teknologi, terdapat cloud services dan artificial intelligence yang menjadi bagian sorotan dalam revolusi industri 4.0.
Ada lima teknologi utama yang menjadi penopang implementasi revolusi industiri 4.0, yakni Internet of Things, Artificial Intelligence, Human Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.
Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Michael Andreas Purwo mengatakan salah satu dari target pembentukan laboratprium SOC itu adalah untuk mendeteksi malware baru dan menggunakan artificial intelligence.
"Teknologi itu akan berkembang. Ini akan disebarkan ke instansi-instansi," ujarnya.
Baca juga: Sisi gelap dan terang era digital
Baca juga: Pemerintah diharapkan lakukan dua hal ini terkait Revolusi Industri 4.0
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018