Persimpangan pelican dibuat untuk menggantikan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang selama ini dipakai para pengguna bus Trans Jakarta, namun JPO ini dibongkar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak beberapa hari lalu.
Seorang pengguna bus Trans Jakarta, Rivaldi (29) mengaku lebih nyaman menggunakan persimpangan pelican karena jaraknya lebih pendek.
"Karena jika ingin ke JPO jaraknya lebih jauh dibandingkan "pelican crossing"," kata Rivaldi.
Ia mengatakan JPO juga tidak memiliki fasilitas yang cukup bagi penyandang disabilitas karena lift yang ada tidak berfungsi.
Senada dengan itu, pengguna bus TransJakarta lainnya, Putra (33) mengaku juga lebih suka memakai persimpangan pelican.
"JPO itu harus naik dulu ya capek," katanya.
Putra yang baru pertama kali menggunakan persimpangan pelican mengatakan meski harus menunggu lampu lalu lintas berwarna hijau, tidak ada masalah.
Ia mengatakan lampu hijau bagi penyeberang selama 20 detik cukup untuk menyeberang jalan.
Dia berharap Pemprov DKI memberikan kenyaman bagi warga Jakarta, khususnya bagi pengguna bus Trans Jakarta dan pengguna kendaraan umum lainnya.
Putra mengatakan jika pengguna angkutan umum nyaman, maka semakin banyak orang yang beralih ke transportasi umum.
Petugas Bantu
Seorang petugas Dinas Perhubungan, Nevo saat ditemui di sekitar persimpangan pelican di Tosari mengatakan petugas akan membantu para pejalan kaki yang ingin menggunakan persimpangan pelican.
Petugas Dinas Perhubungan akan secara permanen bertugas di persimpangan pelican, kata Nevo.
"Hari ini baru pertama, nantinya kita akan ada yang bertugas setiap harinya di sini untuk membantu para pejalan kaki yang akan menyebrang," kata Nevo.
Sementara itu,seorang pejalan kaki Bintang (40) juga menganggap persimpangan pelican kurang manusiawi bagi pejalan kaki.
"Kan tidak manusiawi kalau para pejalan kaki disuruh panas-panasan menggunakan `pelican crossing". Jauh lebih baik dengan JPO karena ada atap untuk melindungi dari panas matahari," tambahnya.
Bintang mengusulkan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat "underpass" (terowongan) bagi para pejalan kaki.
Terowongan, katanya, dapat membuat para pejalan kaki aman dan nyaman dan juga tidak mengganggu lalu lintas kendaraan.
JPO Tosari dibongkar karena dianggap sebagai biang kemacetan. Angkutan umum maupun daring berkumpul dibawah JPO hingga mengakibatkan lalu lintas tersendat.
Sebagai gantinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun persimpangan pelican bagi para pejalan kaki untuk menuju Halte Busway Tosari.
Pewarta: Reza Dwi Setiawan dan Yoseph Khrisna Tirto
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2018