Jakarta (ANTARA News) - Sepuluh tahun lamanya musisi Katon Bagaskara menolak tawaran dari partai-partai politik, sampai akhirnya dia berubah pikiran ketika "pinangan" itu datang dari PDI Perjuangan.

Ada alasan mengapa partai tersebut akhirnya berhasil meyakinkan vokalis band KLa Project itu untuk terjun ke dunia politik. Salah satunya karena Katon adalah pengagum Soekarno, dia yakin nilai yang diusung presiden pertama Indonesia itu paling dekat dengan partai yang meminangnya.

Alasan lain, waktunya memang tepat.

"Momennya sedang pas, selain itu ada angin segar dari pemerintah yang memberikan peluang untuk rakyat bersuara," kata Katon saat dihubungi ANTARA, Sabtu (15/12).

Keputusan ini tidak akan menjauhkan Katon dari dunia musik. Dia tetap seorang seniman. Justru, dia punya visi memperjuangkan budaya, termasuk musik, lewat politik. Itu adalah syarat Katon pada partai politik yang ingin meminangnya.

"Saya mau (jadi calon legislatif) kalau di komisi seni budaya," ujar Katon yang berharap bila berhasil masuk ke parlemen, dia bisa memberikan sudut pandang dari seorang praktisi seni.

Bukan berarti sebelumnya dia tidak punya minat terhadap politik. Selama tiga dekade bermusik, KLa Project punya sederet lagu yang liriknya mengangkat tema selain cinta, salah satunya politik.

"Tapi dari lagu tidak 'bunyi' apa-apa, cuma jadi penghias album. Kalau jadi musisi, dampaknya kurang keras, cuma imbauan,” ucap Katon yang baru menggelar konser 30 tahun KLa Project di Jakarta awal bulan ini.

Baca juga: Bersama KLa Project menjemput kenangan 30 tahun

Baca juga: Katon diharapkan tambah kursi PDIP dari Yogyakarta

Menjadi perwakilan rakyat adalah langkah awal untuk terjun langsung membuat perubahan konkret untuk dunia seni dan budaya yang dicintainya.

Misi Katon adalah membuat regulasi yang bertujuan memposisikan seni budaya jadi kekuatan. Dia ingin seni budaya kelak bukan sekadar hiasan dan hiburan, tetapi komoditas penting yang pada akhirnya menggenjot perekonomian karena komoditas tak melulu soal kekayaan alam.

Bila seni dan budaya sudah punya kekuatan, niscaya seni akan jadi tulang punggung Indonesia di persaingan global. Dia ingin Indonesia kelak tak cuma jadi konsumen, karena memiliki jumlah penduduk besar, tapi juga produsen.

Baca juga: Katon buka rahasia "Negeri di Awan" di Dieng

Salah satu contoh keberhasilan budaya sebagai komoditas sudah terbukti dari kepopuleran K-pop. Berawal dari K-pop, segala hal serba Korea laris manis di Tanah Air. Mulai dari musik yang digemari meski liriknya memakai bahasa Korea, produk kosmetik agar riasan serupa dengan para artis Negeri Ginseng hingga restoran yang ramai dikunjungi gara-gara adegan makan menggiurkan di drama Korea.

"Budaya diekspor hingga orang-orang jadi familier, itu salah satu contoh budaya adalah kekuatan untuk maju ke panggung dunia," kata Katon.

Sang musisi berharap bisa mewujudkan perubahan demi kemajuan seni budaya di Tanah Air bila kelak terpilih. Bila tidak terwujud? Katon menyatakan akan mundur.

Sebelum mengetahui hasil pemilihan kelak, yang sekarang bisa Katon lakukan adalah menyampaikan visi dan misinya kepada masyarakat, termasuk melalui akun media sosial yang jangkauannya luas. Pentingnya menyampaikan pesan lewat kata-kata di media sosial disadari juga oleh Katon. Dia terjun langsung untuk merangkai pesan yang diunggahnya di media sosial.

“Caption itu penting, saya turun tangan sendiri untuk menyampaikan itu lewat caption di Instagram.”

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018