Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah lewat Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) berupaya menurunkan harga jual buku pelajaran sekolah dengan cara membeli hak cipta dari para penulis dan penerbit, agar kemudian buku bisa ditampilkan di laman resmi Depdiknas lalu diunduh oleh para siswa ajar. "Mulai tahun ini (2007-red), pemerintah membeli hak cipta buku-buku pelajaran supaya bisa ditampilkan di situs Depdiknas. Murid dan orang tua murid lalu bisa mengunduhnya lalu mencetak buku itu," kata Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo, di Jakarta, Rabu. Menurut Bambang, saat ini harga satu buku pelajaran masih cukup mahal, berkisar antara Rp20.00-Rp25.000. Tapi bila materi buku pelajaran bisa diunduh dari Internet, masih kata Bambang, maka tentu harga buku pelajaran akan turun secara signifikan. "Karena buku yang diunduh dan dicetak dari Internet kira-kira hanya menghabiskan biaya Rp7.000-Rp8.000 per buku," katanya menjelaskan. Upaya menurunkan harga buku sekolah sangat bersesuaian dengan program pemerintah mengurangi biaya pendidikan di Tanah Air. Banyak anak usia sekolah di Indonesia yang tidak bersekolah atau putus sekolah karena terbentur kendala ekonomi, keterbatasan dana untuk sekolah dan membeli buku serta peralatan sekolah lainnya. Di Indonesia, angka peserta didik tingkat SD dan SMP baru mencapai 93,7 persen, sementara angka putus sekolah di SD adalah 3,01 persen dan putus sekolah di SMP 2,1 persen (Juni 2007). Selain itu biaya pendidikan yang mahal juga ditengarai menimbulkan angka buta aksara yang masih saja tinggi di Indonesia. Data Depdiknas hingga Juni 2007 menyebutkan bahwa 12,24 juta orang atau 7,49 persen populasi Indonesia tidak bisa baca-tulis aksara latin.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007