Samarinda (ANTARA News) - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor menyatakan akan melanjutkan pembangunan Kereta Api Borneo (KAB) yang sempat tertunda di era pemerintahan sebelum ini.

Menurut Isran Noor kepada awak media di Samarinda, Minggu, pihaknya telah bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Ludmila Vorobieva di Bali, guna membahas kembali kerja sama yang sempat terbangun antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim dengan Perusahaan Kereta Api di Rusia.

"Pada Tahun 2018 ini praktis proyek itu tidak ada kegiatan, makanya saya minta keputusan segera, paling tidak harus ada keputusan di bulan Februari 2019, kalau tidak, saya putus dan cari investor lain," ungkap Isran.

Menurut Isran, pihak Rusia menyatakan keseriusannya bekerjasama membangun proyek kereta api ini.

"Nanti pertengahan Februari 2019 Rusia akan datangkan tim dari Moscow. Ini termasuk perusahaan-perusahaan negara yang sepakat untuk melanjutkan pembangunan kerja sama. Kalau tidak Februari akan diputus," ucap Isran.

Isran menunjuk Perusahaan Daerah (Perusda) Melati Bhakti Satya (MBS) sebagai pelaksana kerja sama dengan Rusian Railways yang kemudian membentuk Kereta Api Borneo.

Menurut Isran, nilai investasi untuk proyek ini sekitar Rp70 triliun. "Kami hanya tinggal menunggu keseriusannya, dan mudah-mudahan cepat terwujud".

Ia mengatakan jalur kereta api pertama di Pulau Kalimantan itu nantinya akan dimanfaatkan untuk mengangkut produk pertambangan dari wilayah-wilayah di Kaltim yang bermuara ke Lubuk Tutung dan Buluminung.

"Ada dua rutenya itu, dari Muara Wahau sampai Lubuk Tutung. Dan dari perbatasan Kaltim hingga Kalteng di Murung Raya sampai ke Buluminung," ucapnya.

Tahap ground breaking proyek Kereta Api Borneo ini sudah dilakukan Presiden Jokowi pada 2015 silam. Panjang rel kereta api mencapai 900 kilometer.

Baca juga: Perusahaan Rusia jajaki buka kawasan ekonomi khusus di Kaltim

Baca juga: Russian Railways mulai bangun rel kereta api di Penajam


Pewarta: Arumanto
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018