Dalam kurun waktu satu tahun kami telah merasakan perubahan signifikan dan cukup cepat, seperti semua layanan publik sudah diubah menjadi ramah difabel. Dan ini menjadi patut dirayakan bersama dan Situbondo lebih siap menjadi kabupaten lebih inklusif

Situbondo (ANTARA News) - Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengukuhkan daerahnya sebagai kabupaten ramah terhadap kaum disabilitas pada rangkaian kegiatan Hari Disabilitas Internasional 2018.

"Untuk seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan di instansi vertikal seperti Kejasaan Negeri Situbondo dan Polres Situbondo, layanannya sudah ramah disabilitas," ujarnya di sela kegiatan Hari Disabilitas Internasional 2018 dan Peluncuran Kabupaten Situbondo Inklusif di Kabupaten Situbondo, Minggu.

Ia mengemukakan sebagai bentuk menghilangkan diskriminasi dan stigma kepada penyandang disabilitas di RSUD Abdoer Rahem Situbondo juga menggratiskan layanan kesehatan serta layanan rawat ini di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) itu.

Layanan kesehatan bagi penyandang disabilitas secara gratis, ujarnya untuk rawat inap hanya digratiskan pada kelas tiga dan menyesuaikan kemampuan keuangan daerah.

"Kenapa layanan gratis rawat inap digratiskan di kelas tiga? Ini yang biasanya menjadi pertanyaan, hal ini hanya menyesuaikan kemampuan keuangan pemerintah daerah saja. Andai saja kemampuan keuangan Pemkab mapan tentunya kita gratiskan seluas-luasnya," ucapnya.

Menurut dia, Pemkab sebelumnya juga mengambil kebijakan memberikan peluang kepada penyandang disabilitas mengikuti tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018 di bidang pendidikan (guru) dan kesehatan.

"Kuota CPNS bagi penyandang disabilitas 2018 ada enam orang, namun ternyata belum ada yang lolos," katanya.

Sementara itu, Ketua Pelopor Peduli Disabilitas Kabupaten Situbondo, Luluk Ariyantiny menilai instansi pemerintah daerah setempat dalam akses layanan sudah siap dan ramah disabilitas.

"Tidak hanya itu, di layanan dasar seperti Disduk Capil dan layanan dasar lainnya juga sudah ramah. Dan kami sangat mengapresiasi Bupati Situbondo yang terus mendorong OPD memberikan layanan dan hak yang sama serta ramah terhadap penyandang disabilitas," jelasnya.

Menurutnya hal yang mendasar diantaranya memberikan layanan dan secara akses ramah kepada penyandang disabilitas di semua instansi pemerintah.

"Mengubah paradigma OPD dan stafnya bahwa disabilitas bukan orang yang harus dikasihani, namun diberikan kesempatan yang sama. Sekarang kami tidak hanya menjadi objek namun juga subjek dan saat ini Pemkab telah melibatkan disabilitas dalam perencanaan mulai Musdes (musyawarah desa) sampai dengan Musrenbang (musyawarah rencana pembangunan) Kabupaten," paparnya.

Sedangkan Manajer Proyek Program Peduli Pusat Rehabilitasi Yakkum, Ranie Ayu Hapsari menyampaikan semua unsur di Kabupaten Situbondo sangat mendukung untuk perubahan menjadi kabupaten ramah disabilitas.

"Dalam kurun waktu satu tahun kami telah merasakan perubahan signifikan dan cukup cepat, seperti semua layanan publik sudah diubah menjadi ramah difabel. Dan ini menjadi patut dirayakan bersama dan Situbondo lebih siap menjadi kabupaten lebih inklusif," lanjutnya.

Ia menjelaskan, Pusat Rehabilitasi Yakkum merupakan mitra payung disabilitas dengan memberikan pelatihan dan informasi serta pengetahuan bagi penyandang disabilitas seperti hak-hak difabel.

Data diperoleh, jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, untuk sementara dari 132 desa dan 17 kecamatan tercatat sebanyak 425 orang yang tersebar di lima desa dan dua kecamatan.

Dari pantauan, rangkaian kegiatan Hari Disabilitas Internasional dan Peluncuran Kabupaten Situbondo Inklusif dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Situbondo dan Pimpinan OPD serta dari kepolisian, TNI dan kejaksaan serta ratusan warga dan kaum penyandang disabilitas dari kabupaten tetangga.

Baca juga: Bocah difabel Adul sampaikan keinginannya ke Presiden Jokowi

Baca juga: Komnas sebut penyandang disabilitas mental sandang stigma keliru

Baca juga: Presiden banggakan prestasi difabel Indonesia

Pewarta: Zumrotun Solichah dan Novi Husdinariyanto
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018