Jakarta (ANTARA News) - PBB akan membantu meningkatkan keamanan di selat Malaka dengan mengembangkan kerjasama yang pelaksanaannya didasarkan atas Konvensi PBB tentang Hukum Laut Antarbangsa.
Tata kerjasama pengamanan selat Malaka itu akan dikukuhkan dalam pertemuan, yang diadakan Organisasi Kelautan Antarbangsa PBB (IMO), dengan Singapura sebagai tuanrumah pertemuan itu, kata Sekretaris Jenderal IMO Efthimios E Mitropoulus dalam siaran persnya, yang diterima ANTARA Bews di Jakarta hari Rabu.
"Pertemuan tersebut akan menjadi forum diskusi negara sekeliling selat Malaka, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura, untuk saling berbagi pandangan serta bekerjasama dalam berbagai proyek berhubungan dengan keuangan," katanya.
Menurut dia, kerjasama tersebut merupakan terobosan baru bagi berbagai pihak untuk meningkatkan pengamanan selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur pelayaran paling penting dunia, terutama dari pembajakan atau terorisme.
"Kita harus melihat bahwa kerjasama pengamanan itu menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan komunikasi di antara berbagai pihak, yang berkepentingan dengan selat itu," kata dia.
Ketakutan terhadap terorisme meningkat dalam beberapa tahun terakhir. IMO melaporkan bahwa terjadi tiga perompakan di selat Malaka pada pertengahan 2007, lebih sedikit dari pertengahan tahun lalu. Di sekitar samudera Hindia, pada pertengahan 2007 terdapat 17 kecelakaan laut, naik dari 14 kecelakaan tahun sebelumnya.
Kerjasama itu terdiri atas tiga unsur, yaitu forum untuk mengadakan dialog teratur, pembentukan panitia untuk mengatur beberapa proyek khusus serta dana untuk mengatur iuran keuangan.
Pertemuan di Singapura itu juga akan membicarakan mengenai peningkatan keamanan lingkungan, termasuk cara menangani berbagai kecelakaan berhubungan dengan zat berbahaya, cara melengkapi kapal kecil dengan berbagai alat navigasi untuk memantau ombak, angin serta sistem pengukuran akurat.
Proyek lain termasuk penggantian dan pemeliharaan alat pelayaran atau navigasi, yang rusak akibat Tsunami di samudera Hindia tahun 2004.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007