Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah perusahaan jasa TKI (PJTKI) sedang mempertimbangkan untuk memberangkatkan TKI ke luar negeri, khususnya ke Saudi Arabia dan negara di timur tengah lainnya dengan menggunakan kapal laut. "Saat ini terdapat sekitar 36.000 tenaga kerja Indonesia terlambat ditempatkan ke Arab Saudi akibat sulit mendapat tiket penerbangan, baik dari perusahaan penerbangan dalam negeri maupun asing," kata Ketua Himpunan Pengusaha Jasa TKI (Himsataki) Yunus M Yamani di Jakarta, Rabu. Karena itu, sejumlah asosiasi PJTKI swasta akan beralih ke kapal laut agar bisa menempatkan TKI tepat waktu dan tidak mengecewakan user (majikan). "Selama ini TKI selalu dinomorduakan, terlebih lagi pada saat terjadi lonjakan penumpang saat bulan Ramadhan (musim Umroh) dan musim Haji. Sementara mereka (TKI) membayar dengan biaya yang sama, yaitu 550 dolar AS per tiket," kata Yunus. Memberangkatkan TKI dengan menggunakan jasa kapal laut, dinilai Yunus akan lebih menguntungkan karena di samping biaya lebih murah antara 100 dolar - 120 dolar AS per tiket, dan lama perjalanan hanya delapan hari. Selama dalam perjalanan TKI juga bisa mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) di atas kapal. "Daripada menunggu tiket pesawat sebulan lagi, kan lebih baik pakai kapal laut. Sejumlah asosiasi sudah melakukan pendekatan dengan Pelni untuk pengadaan kapalnya. Kalau tidak bisa kita akan menggunakan kapal asing," ujar Yunus. Agar kapal tidak kosong usai mengantar TKI, asosiasi juga menghubungi agen tenaga kerja asing setempat untuk menggunakan jasa kapal laut ini bagi TKI yang akan kembali ke tanah air. Saat ini, sudah terdata sekitar 2.460 TKI dari 33 PJTKI yang mendaftar untuk berangkat ke Arab Saudi melalui Jeddah dan Damam dengan kapal laut. Sementara yang terdaftar di BO Ihklas (Asosiasi perusahaan penempatan TKI ke Saudi) sudah terdaftar sekitar 12.000 TKI. Ketua Umum BO Ihklas Rusdi Bassalamah menambahkan, pemerintah seharusnya bisa membantu program penempatan TKI dengan mempermudah pembelian tiket. "TKI kan penghasil devisa cukup besar bagi negara, masa tiket penerbangan selalu dijatah. Sudah dijatah, menunggu lama lagi," katanya. Baik Yunus maupun Rusdi mengatakan, jika dalam pertemuan antara asosiasi dengan pemerintah hari ini tidak membuahkan hasil tentang kemudahan mendapat tiket penerbangan ke Arab Saudi, maka untuk penempatan TKI selanjutnya akan terus menggunakan kapal laut. "Kedepannya, kapal laut bisa menjadi pilihan utama dalam memberangkatkan TKI ke Timur Tengah," kata Yunus.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007