Jakarta (ANTARA News) - Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan operasi tempur Trisila VI/07 di sepanjang perairan nasional di kawasan barat dengan melibatkan sembilan kapal perang selama kurang lebih tiga bulan. Kepala Dinas Penerangan Koarmabar Letkol Laut Hendra Pakan mengatakan, di Jakarta, Rabu, operasi tempur tersebut merupakan salah satu upaya meningkatkan stabilitas keamanan dan eksistensi kewibawaan TNI Angkatan Laut selaku penegak kedaulatan dan hukum di laut. "Penegakan kedaulatan dan hukum di wilayah perairan yurisdiksi nasional kawasan barat merupakan tanggung jawab Koarmabar bersama komponen aparatur negara lainnya" katanya. Sembilan kapal perang yang digunakan dalam operasi tempur tahap kedua ini adalah KRI Fatahillah, KRI Memet Sastrawirya, KRI Patiunus, KRI Teluk Cirebon, KRI Pulau Rondo, KRI Pulau Raibu, KRI Todak, KRI Cobra, dan KRI Boa. Operasi tempur ini juga menggunakan satu pesawat udara intai maritim. Sementara, turut serta dalam operasi ini adalah satu satuan setingkat kompi (SSK) pasukan marinir, dua tim komando pasukan katak, satu tim penyelamatan bawah air, dan satu tim kesehatan. "Selama operasi ini berlangsung juga akan dilaksanakan serangkaian latihan guna meningkatkan profesionalisme prajurit," katanya. Gelar mesin perang Koarmabar ini dilepas secara resmi oleh Kepala Staf Koarmabar Laksamana Pertama TNI Budhi Suyitno, di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tampak hadir dalam acara pelepasan itu Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar Laksamana Pertama TNI Widiarto yang juga memimpin operasi ini.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007