Pontianak (ANTARA News) - Berdasarkan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), stabilitas sektor keuangan secara nasional masih dalam kondisi yang baik dan terjaga dalam tingkat risiko yang terkelola.
Pertumbuhan sektor keuangan tidak terlepas dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan tingkat inflasi baik secara nasional maupun di Kalimantan Barat itu sendiri.
Berdasarkan data BPS tercatat tingkat pertumbuhan PDRB nasional pada Triwulan III-2018 sebesar 5,17 persen dan inflasi 2,89 persen. Kondisi ini memberikan kesempatan pada industri jasa keuangan terutama perbankan untuk meningkatkan kinerja dan mengejar target-target pencapaian pada 2018.
Selanjutnya untuk Provinsi Kalimantan Barat pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku pada Triwulan III-2018 tercatat 9,29 persen berada di atas rata-rata nasional dengan tingkat inflasi Kota Pontianak periode November 2018 tercatat 0,28 persen.
Terkait kinerja perbankan di Provinsi Kalimantan Barat bahwa perkembangan perbankan bahkan mencatatkan tren pertumbuhan yang baik dan berhasil melaksanakan perannya sebagai salah satu mesin penggerak perekonomian di daerah. Bergeliatnya ekonomi baik usaha mikro, kecil, menengah dan besar tidak terlepas dari andil sektor perbankan.
Perbankan merupakan sumber permodalan bagi pelaku usaha melalui kredit yang disalurkan.
Pertumbuhan dan kinerja industri perbankan di Provinsi Kalimantan Barat hingga Triwulan III-2018 tercatat untuk bank umum konvensional dan syariah berhasil membukukan pertumbuhan aset sebesar 7,53 persen (yoy) dan meningkat pada Oktober 2018 menjadi 8,65 persen (yoy).
Meskipun angka yang ada tersebut masih dibawah rata-rata nasional tercatat sebesar 8,56 persen (yoy) periode Triwulan III-2018 dan 9.58 persen (yoy) periode Oktober 2018.
OJK Kalbar memperkirakan pertumbuhan aset perbankan di provinsi ini akan terus mengalami tren peningkatan hingga Desember 2018.
Selanjutnya dari sisi kredit perbankan untuk bank umum konvensional dan syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan dua digit yaitu 10,46 persen pada periode Triwulan III-2018 dan 10,35 persen pada periode Oktober 2018. Kembali, meskipun pertumbuhan kredit Provinsi Kalimantan Barat yang ada masih dibawah rata - rata nasional yaitu 12,62 persen pada periode Triwulan III-2018 dan sebesar 13,35 persen (yoy) pada periode Oktober 2018.
Sedangkan dari sisi penyaluran kredit di Kalimantan Barat juga memberikan tren positif.
Secara sektoral pada Triwulan III-2018 bank umum konvensional dan syariah menyalurkan kredit dengan porsi tertinggi pada sektor pemilikan peralatan rumah tangga (termasuk untuk pinjaman multiguna) sebesar 27,58 persen, diikuti sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 22,38 persen, selanjutnya perdagangan besar dan eceran sebesar 21,50 persen dan untuk pemilikan rumah tinggal sebesar 10,89 persen.
"Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di Provinsi Kalimantan Barat sejalan dengan perkembangan kinerja penyaluran kredit perbankan provinsi ini pada tahun 2018," ujar Kepala Kantor OJK Kalimantan Barat Moch. Rizky F Purnomo di Pontianak.
Hingga Oktober 2018, posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Kalimantan Barat adalah sebesar Rp55,10 triliun, meningkat dibandingkan dengan posisi DPK pada akhir 2017 yang sebesar Rp51,87 triliun.
Penghimpunan dana bank umum konvensional dan syariah di Kalimantan Barat berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 6, 69 persen (yoy) pada Triwulan III 2018 dan terjadi sedikit penurunan pada Oktober 2018 yaitu 5.42 persen(yoy).
Hal itu kemungkinan terjadi dikarenakan adanya peningkatan konsumsi dari masyarakat pada akhir tahun menjelang Natal dan Tahun Baru.
Selanjutnya dari sisi kredit macet atau NPL terjadi penurunan sejumlah -5,31 persen (yoy) pada periode Triwulan III-2018 dan level NPL tercatat pada 1,88 persen. Kemudian dari sisi kinerja intermediasi perbankan rasio deposito pada periode Triwulan III-2018 sebesar 93,52 persen masih berada di atas rata-rata nasional 93,40 persen.
Berdasarkan keadaan spasial Provinsi Kalimantan Barat, Kota Pontianak dan Kota singkawang menjadi kota pusat pertumbuhan provinsi Kalimantan Barat. Sehingga berdasarkan konsentrasi kredit secara geografis Kota Pontianak dan Kota Singkawang memiliki konsentrasi kredit tertinggi, tercatat untuk kota Pontianak 73,59 persen dan Kota Singkawang 7,67 persen. Sisanya baru disusul oleh 12 kabupaten yang ada di Kalimantan Barat.
Dukungan Pemda
Untuk mendukung kinerja sektor perbankan dan sektor pembiayaan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat telah memiliki satu perusahaan penjaminan daerah, Jamkrida yang berhasil tumbuh dan bertahan dari tekanan ekonomi selama tahun 2018.
Pada Triwulan III-2018 tercatat memiliki aset sebesar Rp61 miliar, tumbuh cukup besar yaitu 21,67 persen dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.
Namun Jamkrida Kalimantan Barat masih harus terus didorong pertumbuhannya karena saat ini memiliki aset jauh di bawah Jamkrida Kalimantan Selatan Rp103 miliar dan Jamkrida Kalimantan Tengah sebesar Rp99 miliar.
Dari sisi perkembangan bisnis penjaminan selama tahun 2018 Jamkrida Kalimantan Barat mencatat pertumbuhan yang fantastis mencapai hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya sebesar 93,40 persen. Pada caturwulan ketiga 2018 tercatat sebesar Rp651 miliar. Dari keseluruhan penjaminan tersebut sebagian besar terkonsentrasi pada penjaminan usaha non produktif sebesar 96,66 persen.
Perkembangan bisnis yang baik pada 2018 dengan dukungan semua stakeholder dapat diyakini Jamkrida Kalimantan Barat memperoleh laba pada tahun 2019.
Baca juga: Stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga
Baca juga: Praktisi memperkirakan sektor keuangan Syariah meningkat
Pewarta: Dedi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018