Sampai saat ini, belum kelihatan ramainya. Tahun lalu, saya bisa menjual 10 parsel dalam sehari. Kalau sekarang saya baru menjual lima parsel dalam dua hari..

Jakarta (ANTARA News) - Pedagang parsel di depan Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, tepatnya di Jl. Pegangsaan Timur, mengaku masih sepi pembeli meskipun sudah mendekati Hari Raya Natal.

"Dari kemarin saya baru menjual dua parsel. Pada tahun lalu, pembeli sudah ramai berdatangan sekitar tanggal 10 Desember, tapi sekarang belum bisa dibilang ramai," ujar Pian, salah satu pedagang parsel saat ditemui, Jumat.

Sebagian besar pedagang di Jl. Pegangsaan Timur menjual parsel berisi makanan ringan. Namun, beberapa juga menjual parsel berisi barang pecah-belah, seperti gelas dan piring.

"Saya menjual parsel paling murah Rp200 ribu dan yang paling mahal itu Rp700 ribu. Tiap tahun saya sesuaikan saja harga parsel yang saya jual dengan harga barang yang ada di parsel tersebut," tambah Pian.

Setiap pedagang parsel, tambah Pian, dapat mengirim parsel yang telah dipesan sehingga cara tersebut dapat efektif untuk menarik pembeli.

Dalam pengemasan parsel, Pian membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam, tergantung ukuran parsel. Lama pengemasan tersebut berpengaruh terhadap harga parsel yang dijual.

"Kalau saya tidak menerima pembeli yang memilih isi parsel sendiri, semuanya sudah saya kemas. Kalau pembeli memilih sendiri isi parsel, saya kan harus pusing lagi memikirkan harganya," tambahnya.

Kios parsel milik Pian di Jl Pegangsaan Timur, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (14/12/2018). (ANTARA/Yoseph Krishna Tirto)

Dinda, pedagang parsel barang pecah-belah pun mengakui bahwa sampai saat ini pembeli belum ramai berdatangan meskipun Hari Raya Natal tinggal beberapa hari lagi.

"Sampai saat ini, belum kelihatan ramainya. Tahun lalu, saya bisa menjual 10 parsel dalam sehari. Kalau sekarang saya baru menjual lima parsel dalam dua hari," ujar Dinda.

Ia berjualan parsel dengan harga Rp250 ribu sampai Rp2 juta. Menurut dia, parsel yang berisi barang pecah-belah memang lebih mahal dibanding berisi makanan dan minuman ringan.

"Saya juga terima jika pembeli ingin mengirim parsel yang dipesan. Namun, saya kenakan ongkos kirim sesuai jarak pengiriman," tambahnya.

Lain halnya dengan Pian, Dinda yang juga berjualan parsel di Jl. Pegangsaan Timur melayani pembeli yang ingin memilih sendiri isi parsel.

"Itu salah satu cara saya untuk menarik pembeli. Untuk harga tinggal saya sesuaikan saja dengan barang yang dia pilih," ujar Dinda.

Para pedagang parsel mulai berjualan di Jl Pegangsaan Timur pada awal bulan Desember. Para pedagang tersebut berjualan pada hari-hari tertentu saja, seperti menjelang Lebaran dan Hari Raya Natal.

Parsel yang dijual beraneka-ragam, mulai dari makanan ringan hingga barang pecah-belah. Harganya pun menyesuaikan dengan isi dan ukuran parsel.

Baca juga: Parsel sepi pembeli
Baca juga: Parcel keramik paling diminati pada Ramadhan tahun ini


Pewarta: Yoseph Krishna Tirto dan Arief Mujayatno
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018