Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian terus mendorong tumbuhnya wirausaha rintisan (startup) sektor digital guna menopang impelementasi industri 4.0 untuk merebut peluang pada era ekonomi digital yang akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar 150 miliar dollar AS pada tahun 2025.
“Kami ingin para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) juga dapat memanfaatkan peluang tersebut,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Untuk itu, lanjutnya, dibutuhkan para ahli yang dapat mengembangkan teknologi terkini, seperti yang terkait dengan internet of things (IoT) atau device network and application (DNA).
Menurut Menperin, langkah tersebut sesuai program prioritas di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. Selain itu menjadi agenda pembangunan nasional untuk mempercepat pencapaian Indonesia masuk sebagai negara 10 besar dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
“Bapak Presiden mengajak kita untuk lebih optimistis bahwa era industri 4.0 akan memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk memajukan perekonomian nasional. Peluang itu tentunya tidak hanya harus dimanfaatkan oleh industri besar, tetapi juga oleh IKM,” paparnya.
Namun, meski pemerintah tengah mencanangkan program revolusi industri 4.0, industri yang masih menerapkan teknologi era teknologi 1.0-3.0 tetap berjalan secara beriringan. Artinya, pemerintah juga berupaya menjaga keberlangsungan usahanya terutama di sektor IKM.
“Jadi, seperti IKM kerajinan tetap didukung dan dilindungi, walaupun masih di industri 1.0. Tidak boleh ada investor asing, termasuk juga di IKM bidang tenun, batik, sarung dan lainnya,” tegas Airlangga.
Oleh karena itu, melalui pelaksanaan Semarak Festival IKM 2018, Kemenperin terus berupaya dapat meningkatkan skala ekonomi IKM nasional di era digital.
Pada ajang ini, terpilih lima startup terbaik dari 15 startup yang masuk penyaringan. Sebelumnya, mereka adalah 100 peserta yang mendapat Workshop Cloud Computing pada awal September 2018.
Lima startup terbaik masing-masing mendapatkan hadiah sebesar Rp50 juta. Para pemenang tersebut, yakni Neurabot, Bantuternak, PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB), Khaira Energy, dan PIGMI Mini 3D Printer.
Menperin pun memberikan apresiasi kepada mereka agar menjadi inspirasi dan motivasi bagi para startup lainnya.
“Kalau kami lihat, talenta yang muncul sangat luar biasa. Contohnya, ada aplikasi di bidang agri yang bisa memonitor cuaca dan kadar air, sehingga pemupukan dan yang lainnya bisa dilakukan lebih baik,” ungkapnya.
Airlangga ingin industri pupuk memanfaatkannya. Demikian pula dengan aplikasi yang terkait smart factory. Sudah ada IoT yang dibangun sehingga teknologi digital ini bisa dimanfaatkan pengusaha nasional.
Menperin menambahkan, langkah mencetak startup juga mengambil momentum bonus demografi yang tengah dinikmati Indoneia hingga 15 tahun ke depan. Ini artinya era generasi milenial diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional semakin tinggi.
“Maka itu, pada tahun depan pemerintah fokus membangun kualitas SDM. Hal ini karena peran generasi muda sangat penting dalam upaya penumbuhan wirausaha industri baru,” tegasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018