Kami optimitis kinerja industri manufaktur akan tumbuh positif pada kuartal pertama tahun depan.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Program Making Indonesia 4.0 menjadi pengantar menuju puncak kejayaan Indonesia yang akan memasuki masa keemasan pada 2045.
“Target dalam Making Indonesia 4.0 di tahun 2030 menjadi pengantar puncak kejayaan pada 100 tahun Indonesia,” kata Airlangga pada peringatan ulang tahun ke-30 Asosiasi Emiten Indonesia lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Adapun empat pilar yang perlu dijalankan pemerintah guna mempercepat pencapaian sasaran tersebut, yaitu pengembangan sumber daya manusia dengan penguasaan pengetahuan dan teknologi, kemudian pengembangan ekonomi berkelanjutan, pembangunan yang merata dan berkeadilan, serta memacu daya tahan ekonomi dan kemandirian nasional.
“Kalau kita lihat, saat ini income per kapita kita 3.877 dolar AS dan ditargetkan pada tahun 2036 mencapai 13.162 dolar AS, hingga bisa naik di 2045 sebesar 23.199 dolar AS,” ungkap Menperin.
Untuk itu, peran kinerja industri manufaktur sangat dibutuhkan karena membawa efek berantai bagi perekonomian nasional.
“Komponen yang diperlukan pada tahun 2045 itu pertumbuhan industri manufaktur kita sebesar 6,3 persen dengan kontribusi ke PDB mencapai 26 persen,” imbuhnya.
Jika target itu tercapai, petumbuhan ekonomi nasional mampu menembus angka 5,7 persen. “Jadi, Indonesia bisa masuk lima besar ekonomi dunia, setelah Amerika Serikat, Jepang, China dan India,” ujarnya.
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong seluruh pemangku kepentingan seperti pelaku usaha dan masyarakat untuk semakin optimistis, terutama dalam menghadapi era industri 4.0. “Apalagi, saat ini Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi karena kondisi ekonomi dan politiknya yang cukup stabil dan kondusif,” tuturnya.
Airlangga menyebutkan, ada beberapa investor manufaktur global yang akan masuk ke Indonesia, antara lain industri smartphone yang membidik lokasi di Batam serta industri tesktil, pakaian, dan alas kaki yang ingin menjadikan Jawa Tengah menjadi basis produksinya untuk pasar ekspor.
“Pegatron memang sedang mengkaji, dan kami sedang memonitor terus. Rencananya akan kerja sama dengan Sat Nusapersada, dan ini menjadi salah satu investasi yang akan masuk di Batam, pada tahap pertama sekitar 1 miliar dolar AS,” ungkapnya.
Industri otomotif asal Korea Selatan juga berminat investasi di Indonesia, bahkan industri baja di Kawasan Industri Morowali bakal lebih ekspansif produksinya. “Kami optimitis kinerja industri manufaktur akan tumbuh positif pada kuartal pertama tahun depan,” tegasnya.
Apalagi, lanjut Menperin, dalam waktu dekat pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pemberian insentif fiskal berupa super deductible tax.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018