Kalau hanya sekedar menyewa rumah untuk dijadikan sebuah pusat pemenangan, itu bukan berarti sebuah keseriusan. Itu hanya bagian dari penyempurnaan 'gimmick'."

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy menilai rencana pemindahan posko pemenangan Prabowo-Sandi ke Jawa Tengah hanya "gimmick" atau hal yang lucu, karena sejak lama wilayah tersebut menjadi basis massa partai politik tertentu.

"Saya melihat itu strategi 'political gimmick' saja karena kita tahu persis, ketika Partai Demokrat berkuasa 10 tahun tidak mampu menjadi pemenang di Jateng," kata Romahurmuziy atau Rommy di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Dia menilai "political gimmick" itu untuk membuat atau memancing Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf tidak berkonsentrasi di basis Prabowo-Sandi yaitu di Jawa Barat, Banten, dan beberapa provinsi di Sumatera.

Rommy mengatakan pihaknya akan melihat pergerakan di lapangan apakah yang mereka siapkan sebagai basis pertahanan untuk mempenetrasi dari Jateng dan itu serius atau hanya sekedar main-main saja.

"Kalau hanya sekedar menyewa rumah untuk dijadikan sebuah pusat pemenangan, itu bukan berarti sebuah keseriusan. Itu hanya bagian dari penyempurnaan 'gimmick'," ujarnya.

Dia menilai wilayah Jateng dari dahulu sudah memiliki kedekatan ideologis dengan parpol tertentu.

Selain itu menurut dia, PDI Perjuangan dan PKB sebagai parpol pemenang urutan pertama dan kedua di Jateng di Pemilu 2014 berada di pihak Jokowi.

"Kalau Prabowo-Sandi menyampaikan hal itu mengacu pada hasil perolehan Pilkada Jateng, itu sangat salah karena mereka mendapatkan kemenangan disebabkan PKB bergabung dalam koalisi yang mengusung Sudirman Said-Ida Fauziyah," ujarnya.

Dia mengatakan saat ini PKB berada di pihak Jokowi, bersama PDI Perjuangan, PPP, dan Golkar yang memiliki suara besar di Jateng.

Selain itu dia mengatakan saat ini TKN Jokowi-Ma'ruf sedang berkonsentrasi memutar haluan daerah pemenangan karena di Pemilu 2014, Jokowi kalah di 10 provinsi yaitu empat di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Banten, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kami lebih berkonsentrasi untuk memutar haluan kekalahan di Pemilu 2014 menjadi kemenangan dan alhamdulillah berdasarkan survei yang terus kita lakukan secara periodik angka-angka di 10 provinsi sudah 6 yang berbalik jadi tinggal 4 provinsi yang Pak Jokowi harus bekerja keras untuk memutar misalnya Sumatera Barat," katanya.

Menurut dia, dalam setiap peperangan, tidak harus menang di setiap medan sehingga kalau ada 34 provinsi lalu ada dua atau empat provinsi yang belum berhasil dimenangkan Jokowi, itu hal biasa.

Dia mengakui TKN Jokowi-Ma'ruf lebih berkonsentrasi pada provinsi-provinsi besar seperti Jabar dan Banten karena NTB, Kalimantan Selatan, serta Gorontalo situasi politik sudah berbalik yaitu mendukung Jokowi.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018