Pekanbaru (ANTARA News) - Bencana banjir yang melanda Provinsi Riau sejak November hingga pertengahan Desember 2018 sudah menelan korban jiwa sebanyak enam orang, yang sebagian besar adalah anak-anak.
Dua korban meninggal dunia yang sebelumnya hilang ditemukan oleh Basarnas Pekanbaru pada Kamis. Keduanya adalah warga Kabupaten Kampar yang selama tiga hari terakhir hilang saat bencana banjir.
Korban yang pertama ditemukan pada Kamis pagi adalah Walid, usia 27 tahun, yang sebelumnya hilang akibat terseret arus Sungai Kampar di Desa Simpang Tibun Kecamatan Kampar. Ia terseret arus saat mandi di Sungai Kampar yang sedang meluap.
Jenazah pemuda ini ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada pukul 10.30 WIB di Desa Tarantang, berjarak 34 kilometer dari tempat kejadian pertama dia hilang.
Korban kedua yang ditemukan Basarnas Pekanbaru bernama Mukhlis alias Ilik ditemukan pada pukul 13.20 WIB. Ia juga sudah tiga hari hilang di Desa Kuok Kecamatan Bangkinang Barat.
"Korban ditemukan oleh tim Basarnas dalam keadaan mengapung meninggal dunia. Korban ditemukan pada pukul 13.20 WIB dengan jarak sekitar 600 meter dari tempat kejadian," kata Kepala Basarnas Pekanbaru, Gde Darmada.
Ia mengatakan korban dievakuasi menggunakan ambulans dan dibawa ke rumah duka.
Humas Basarnas Pekanbaru, Kukuh Widodo menambahkan pada awal pekan ini juga ada anak berusia 14 tahun di Kota Pekanbaru yang meninggal dunia saat kondisi banjir. Korban bernama Gilang, yang tercatat masih kelas tiga SMP dan dilaporkan hilang karena terseret arus saat berenang di sungai keci di Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, sejak November juga sudah ada enam anak-anak yang meninggal dunia saat bencana banjir. Mereka meninggal dunia karena kelalaian orangtua yang tidak berhati-hati menjaga anak saat kondisi banjir.
Baca juga: Basarnas Pekanbaru evakuasi 450 santri korban banjir
Baca juga: Tim SAR temukan jasad warga yang terseret banjir di Kampar
Baca juga: BPBD: Enam kabupaten/kota di Riau masih banjir
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018