Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) berpeluang besar untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 8 persen pada Nopember nanti, setelah Bank Sentral AS (The Federal Reserve) menurunkan suku bunga Fedfund sebesar 50 basis poin.
Penurunan suku bunga Fedfund sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen di luar perkiraan, karena Federal Reserve sebelumnya hanya menurunkan suku bunga paling tinggi 25 basis poin.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Rabu, mengatakan penurunan BI Rate pada bulan Nopember sangat memungkinkan, karena pada bulan itu laju inflasi cenderung menurun, setelah dua bulan meningkat.
"Kami optimis BI akan menurunkan BI Rate melihat kegiatan pasar pada bulan tersebut agak berkurang, karena daya beli masyarakat terhadap barang konsumsi setelah lebaran agak berkurang," katanya.
Suku bunga BI Rate, lanjut dia, yang mencapai 8 persen diperkirakan masih tetap menarik bagi investor asing yang ingin kembali menempatkan dananya di pasar domestik, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Karena, selisih tingkat bunga rupiah dan dolar AS berkisar 3,25 persen (8-4,75 persen) yang dinilai tinggi dibanding negara-negara Asia lainnya, katanya.
Menurut dia, suku bunga BI Rate pada 8 persen itu diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun ini karena laju inflasi pada Oktober dan Desember cenderung meningkat yang menahan BI mempertahankan bunga BI Rate.
Apabila inflasi pada tahun ini (year on year) diperkirakan mencapai 6,5 persen, sesuai dengan target pemerintah maka suku bunga acuan BI Rate masih lebih tinggi (real income) sebesar 1,5 persen, katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007