Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Rabu pagi menguat tajam hingga menembus level Rp9.300 per dolar AS setelah Bank Sentral AS (The Federal Reserve) menurunkan suku bunga "Fed fund".
Nilai tukar rupiah naik menjadi Rp9.278/9.280 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.355/9.392 atau menguat 67 poin.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan penurunan suku bunga Fed fund oleh bank sentral AS sudah diduga sebelumnya, namun penurunan bunga sebesar 50 basis poin cukup mengejutkan.
Penurunan bunga "Fed fund" hingga menjadi 4,75 persen memicu rupiah naik tajam jauh di bawah level Rp9.300 per dolar AS, katanya.
Kondisi ini, menurut dia, menunjukkan tanda-tanda indikator ekonomi AS melemah yang akan membuat ekonomi negara tersebut makin melambat, katanya.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi AS membuat sejumlah negara pengekspor tujuan AS khawatir bahwa pendapatan mereka akan makin berkurang, sehingga mereka harus mencari pasar baru yang bisa menutupi berkurangnya pendapatan, ucapnya.
Dikatakannya, rupiah kemungkinan masih akan menguat lagi hingga mendekati level Rp9.200 per dolar AS, karena faktor sentimen pasar cukup tinggi.
Apalagi kondisi ini juga didukung oleh akan masuknya investor asing ke pasar domestik yang mendorong rupiah terus menguat dan apabila tidak ada hambatan rupiah akan bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS, ucapnya.
Namun, lanjutnya kenaikan rupiah diharapkan tidak terlalu cepat, karena akan membuat mata uang lokal itu kembali terpuruk dengan cepat pula.
Karena itu, Bank Indonesia (BI) diharapkan bisa berperan di pasar, sehingga dapat membatasi pergerakan rupiah yang menguat, katanya.
"Kami optimis rupiah akan kembali menguat pada perdagangan sore nanti melihat kecenderungan pasar yang cukup positif," katanya.
Sementara itu, dolar AS di pasar melemah 0,25 persen terhadap yen menjadi 115,80, terhadap euro jadi 1,3976, dan euro terhadap yen jadi 161,70 atau turun 0,3 persen. (*)
Copyright © ANTARA 2007