Laporan Xinhua menyebutkan kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari 2019, naik 2,80 dolar AS atau 0,22 persen, menjadi menetap di 1.250,00 dolar AS per ounce.
Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,48 persen menjadi 96,99 pada pukul 18.15 GMT.
Dolar AS dan emas biasanya bergerak berlawanan arah. Ketika dolar AS jatuh maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Sementara itu data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa indeks harga konsumen tidak berubah pada November pada basis disesuaikan secara musiman, setelah naik 0,3 persen pada Oktober. Indeks bensin turun 4,2 persen pada November, mengimbangi peningkatan dalam berbagai indeks termasuk tempat tinggal, mobil bekas dan truk.
Data inflasi terbaru dapat meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve AS kemungkinan akan menghentikan kenaikan suku bunga acuannya pada tahun depan, kata analis.
Di sisi lain, reli di pasar ekuitas membatasi kenaikan emas lebih lanjut karena Dow Jones Industrial Average naik lebih dari satu persen pada Rabu (12/12).
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret 2019 naik 22,3 sen AS atau 1,52 persen, menjadi ditutup pada 14,851 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2019 naik 21,6 dolar AS atau 2,75 persen, menjadi menetap di 807,10 dolar AS per ounce.
Baca juga: Produksi minyak OPEC turun, produksi Iran menyusut
Baca juga: Harga emas turun lagi, tertekan penguatan dolar AS
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018