"Agar tidak keliru dipahami masyarakat, informasi yang mengatakan bahwa Novel Baswedan belum pernah diperiksa oleh penyidik Polri perlu kami klarifikasi," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, di Jakarta, Rabu.
Pada Selasa (11/12), Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya belum mendapatkan keterangan untuk berita acara pemeriksaan (BAP) dari Baswedan untuk mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap dia.
Yuwono mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya menerapkan metode induktif dan deduktif untuk menyelidiki penyiraman zat kimia terhadap Baswedan.
Polisi membutuhkan keterangan dari korban untuk mencari petunjuk berdasarkan motif seperti masalah keluarga atau terkait pernah menangani perkara tertentu, mendapatkan ancaman maupun intimidasi.
Baswedan diserang dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai salat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Pelaku menyiramkan air keras ke dua mata Novel sehingga mengakibatkan mata kirinya tidak dapat melihat karena mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.
Penyidik Kepolisian Indonesia, kata Diansyah, telah memeriksa terhadap Baswedan, pada 14 Agustus 2017, di KBRI Singapura. Saat itu dua pimpinan KPK, termasuk Ketua KPK, mendampingi sekaligus menjenguk Novel yang sedang menjalani perawatan mata di salah satu rumah sakit di Singapura.
Diansyah juga meminta agar jangan sampai ada kesan setelah salah satu komisioner Ombudsman menyampaikan hasil temuannya seolah-olah pelaku penyerangan terhadap Baswedan tidak ditemukan karena Baswedan tidak bisa diperiksa.
Sebelumnya, salah satu komisioner Ombudsman RI, Adrianus Meliala, mengatakan, Baswedan tidak kooperatif karena tidak bersedia diperiksa oleh kepolisian.
Meliala menyimpulkan adanya malaadministrasi minor.
Malaadministrasi yang ditemukan Ombudsman terdiri atas empat faktor, di antaranya aspek penundaan berlarut penanganan perkara, efektivitas penggunaan sumber daya manusia, pengabaian petunjuk yang bersumber dari Baswedan sebagai korban, dan aspek administrasi penyidikan.
"Sampai saat ini telah lebih 600 hari sejak 11 April 2017, siapa penyerang Novel masih gelap. Sangat aneh jika beban justru diberikan kepada Novel untuk membuktikan siapa penyerangnya," tegas Diansyah.
Polisi hingga saat ini belum berhasil menangkap pelaku penyiraman. Beberapa orang sempat diamankan karena diduga sebagai pelaku, tapi mereka kemudian dilepaskan karena tidak ada bukti.
Polda Metro Jaya sudah merilis dua sketsa wajah yang diduga kuat sebagai pelaku di awal 2018. Namun, belum ada hasil dari penyebaran sketsa wajah itu.
Pewarta: Desca Natalia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018