Batam (ANTARA News) - Pulau Jaloh, Kecamatan Bulang, Kepulauan Riau, belum mendapatkan aliran listrik dari PLN,dan sebagai gantinya para warga menyewa genset lima jam dalam sehari. "Listrik hanya menyala malam, dari 18.00-23.00 WIB. Padahal, kami juga butuh listrik juga di siang hari," kata Ketua RW 02 Pulau Jaloh, Halim, Selasa. Meskipun menyala hanya lima jam sehari, namun warga tetap harus membayar uang sewa genset Rp100 ribu per bulan. Menurut Halim, harga sewa genset terlalu mahal bagi warga pulau yang bermatapencarian nelayan. "Warga menganggap iuran genset Rp100.000 per bulan memberatkan," katanya. Ia mengatakan sewa genset mahal karena rata-rata biaya operasional genset yang meliputi bahan bakar minyak (BBM) mencapai Rp12 juta per bulan, ditambah biaya operasional lain yang juga tinggi. Halim berharap pemerintah daerah segera memasok listrik ke pulau-pulau seperti Jaloh ini dan tidak hanya memfokuskan pembangunan di Pulau Batam. "Kami ingin ada kepedulian dari pemerintah, seluruh warga di Pulau Jaloh ingin menikmati aliran listrik murah, air bersih dan sekolah fasilitas pendidikan yang memadai," katanya. Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kota Batam M Zilzal mengatakan tidak hanya Pulau Jaloh yang tidak mendapatkan fasilitas listrik, air bersih, dan pendidikan. "Hampir seluruh pulau-pulau di Batam masih menggunakan genset yang biayanya sangat tinggi, begitupun kebutuhan air bersih dan fasilitas sekolah, masih sangat minim," katanya usai reses di Pulau Jaloh. Keinginan warga Pulau Jaloh menikmati listrik murah dan fasilitas umum lain masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah kota Batam. Penduduk Pulau Jaloh berjumlah sekitar 200 kepala keluarga (KK). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007