Intervensi BI itu mulai dari pasar spot dan pembelian surat berharga negara (SBN) hingga lelang 'domestic nondeliverable forward' (DNDF)

Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 48 poin ke posisi Rp14.576 dibandingkan sebelumnya Rp14.624 per dolar AS.

Analis CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan Bank Indonesia (BI), yang melakukan intervensi di pasar valas membuat rupiah kembali bergerak di area positif setelah dalam beberapa hari terakhir ini mengalami tekanan.

"Intervensi BI itu mulai dari pasar spot dan pembelian surat berharga negara (SBN) hingga lelang domestic nondeliverable forward (DNDF)," paparnya.

Ia menambahkan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang akan fokus pada enam hal dalam APBN 2019 menambah kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi nasional.

Keenam hal itu, yakni peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), penguatan infrastruktur, dan peningkatan efektivitas perlindungan sosial.

Selain itu, pelaksanaan agenda demokrasi, penguatan birokrasi yang efisien dan efektif, serta penanggulangan dan mitigasi bencana mulai direspon baik pelaku pasar.

"Diharapkan apresiasi rupiah berdampak secara jangka panjang," katanya.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan bahwa sentimen dari dalam negeri relatif cukup kondusif, namun situasi eksternal yang terbilang masih negatif dapat menahan apresiasi rupiah lebih tinggi.

"Mata uang negara berkembang masih cukup rentan terkena imbas dari ketidakpastian perang dagang," ujarnya.

Baca juga: Kurs rupiah menguat, kembali ke posisi Rp14.500-an
Baca juga: Melemah ke Rp14.624, pergerakan rupiah kembali dibayangi perang dagang

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018