Ngawi (ANTARA News) - Mabes Polri menyatakan penyebab utama kecelakaan maut antara bus Gaya Kerja nopol AD 1485 BE dan truk tangki gandeng nopol L 7230 TG yang menewaskan 10 orang pada Sabtu (15/9) lalu di jalur jalan raya Mantingan-Sragen karena faktor jalan rusak parah dan tidak layak pakai. "Penyebab utama kecelakaan karena jalan rusak parah," kata Kepala Sub Direktorat Pengkajian Permasalahan Lalu Lintas Mabes Polri, Kombes A Supri P, usai rapat gelar kejadian kecelakaan Mantingan bersama dengan Dinas Perhubungan Ngawi, Balai Pemeliharaan Jalan Propinsi, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi, Jasa Raharja dan pemda setempat di Mapolres Ngawi, Selasa. Menurut dia, struktur jalan di jalur Mantingan-Sragen tersebut labil, aspal bergelombang, menyempit, bahu jalan terlalu menukik bahkan lebar jalan hanya 7 meter, padahal standarnya lebar jalan tersebut adalah 9,5 hingga 10 meter. Selain itu, penyebab kecelakaan lainnya adalah faktor teknis yaitu rem truk tangki gandeng yang memuat sebanyak 28 ton tetes tebu tersebut diketahui blong baik di roda depan maupun belakang. "Maka ketika pengemudi truk gandeng berusaha menghindari jalan berlubang dengan terlalu ke kanan lalu mengerem truk justru kecepatannya semakin tinggi dan menabrak bus," katanya. Sedangkan faktor penyebab kecelakaan terakhir adalah sopir truk, Ahmad Ainur Rofiq (32) warga jalan Laksda Adi Sucipto Jombang belum menguasai medan di jalur raya Ngawi- Solo yang diketahui baru pertama kali melewati jalan yang parah dan labil itu. Kesimpulan penyebab kecelakaan maut di Mantingan Ngawi ini didapatkan setelah tim gabungan dari Mabes Polri bersama Kepolisian Resort Ngawi, Kepolisian Wilayah Madiun dan Labfor Polda Jatim serta teknisi ahli mekanik dari Hartono Motors melakukan pengusutan penyebab kecelakaan mulai Sabtu lalu. Untuk itu, A Supri meminta Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Timur segera memperbaiki jalur jalan raya Ngawi-Solo sepanjang 36 kilometer mulai dari Mantingan hingga perbatasan Sragen agar bisa mengurangi atau memperkecil jumlah kecelakaan lalu lintas dijalur tersebut.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007