Selama empat tahun terakhir ini, stabilitas ekonomi sangat terasa

Jakarta (ANTARA News) -Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia saat ini sudah semakin kompetitif di kancah internasional, yang ditunjukkan dari berbagai capaian keberhasilan selama empat tahun terakhir.

"Selama empat tahun terakhir ini, stabilitas ekonomi sangat terasa. Pertumbuhan ekonomi rata-rata masih di atas lima persen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi dunia sekitar tiga persen," kata Airlangga lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut, di sisi inflasi, Pemerintahan Jokowi-JK berhasil menekan di angka tiga persen atau jauh dengan sebelumnya yang delapan persen.

"Dengan inflasi rendah, maka harga barang tetap rendah. Termasuk juga harga sembako dan yang lain tetap terjaga," ujar Airlangga.

Di samping itu, tingkat kemiskinan di Indonesia terus turun, yang pada Maret 2018, berada di angka 9,82 persen.

"Ini adalah kali pertama pemerintah bisa menekan angka kemiskinan di bawah 10 persen. Sedangkan, tingkat pengangguran juga terus turun, pada Februari 2018 berada di posisi 5,13 persen," katanya.

Airlangga mengakui, pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, gencar membangun infrastruktur. Upaya ini untuk meningkatkan konektivitas dan mempermudah mobilitas bagi masyarakat dan pelaku usaha.

Adapun sumber dana pembangunan itu antara lain dari pengalihan anggaran subsidi energi sebesar Rp200 triliun.

Infrastruktur yang telah terealisasi itu meliputi jalur kereta api sepanjang 755 km, jalan 3.432 km, jalan tol 941 km, dan jembatan 39,8 km.

Selain itu, dibangun 10 bandara baru dan 408 bandara sedang dalam tahap pengembangan. Kemudian ada 19 pelabuhan laut baru yang juga telah dibangun.

"Capaian itu membuat daya saing Indonesia semakin meningkat. Bahkan saat ini, dalam peringkat Global Competitiveness Index yang sudah memasukkan indeks Industri 4.0, posisi kita naik dari ke-47 di tahun 2017 menjadi ke-45 tahun 2018," paparnya.

Menperin menegaskan, pemerintah semakin fokus dalam membangun industrialisasi dan menjalankan hilirisasi guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah ini sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0.

"Penerapan Making Indonesia 4.0 telah dijadikan agenda nasional," tandasnya.

Adapun lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan untuk menjadi pionir dalam penerapan Industri 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronika.

Pemerintah pun menargetkan produk domestik bruto per kapita dapat tumbuh tujuh kali lipat, dari 3.800 dolar AS pada 2017 menjadi 23.100 dolar AS pada 2045 dengan didorong kinerja sektor manufaktur.

Baca juga: Menperin terus perdalam struktur industri manufaktur

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018