Jakarta (ANTARA News) - Akses gadget atau gawai saat ini seakan sudah tak terbentur batasan usia, termasuk pada usia anak. Namun, saat bermain bersama anak, orangtua boleh memanfaatkan gawai?

"Zaman sekarang kita tidak bisa menghindari lagi bahwa yang namanya gadget menjadi bagian dari keseharian kita. Tinggal porsinya dibagi, tidak boleh terlalu banyak, mainan lain dilupakan," kata psikolog anak Ayoe Sutomo, M.Psi. di Jakarta, Selasa.

Ayoe tak menampik melalui gadget anak bisa mendapatkan stimulasi berupa kognitif bahkan emosi bila gadget dimainkan bersama orangtua. Namun, tak cukup untuk stimulasi motorik seperti halnya jika anak bemain di luar, bermain bola misalnya.

"Stimulasi oleh gadget memang betul stimulasi kognitif ketika memainkan permainan warna dan sebagainya. Ada simulasi emosi dan kognitif. Tetapi apakah mendapatkan stimulasi motorik kasarnya, seperti bermain di luar? Main bola? Itu hal berbeda," papar dia.

"Tidak dilarang (memanfaatkan gadget) tetapi diatur porsinya agar seimbang sehingga simulasi orangtua pada anak maksimal," sambung Ayoe.

Dia tak menyarankan penggunaan gadget untuk usia di bawah 3 tahun. Sementara untuk anak usia di atas 6 tahun, pemakaian gadget maksimal 15 menit adalah hal yang dia sarankan.

Baca juga: Waspadai pelaku LGBT pengaruhi anak lewat gawai

Baca juga: Pentingnya orangtua lakukan "detoks" gawai

Baca juga: Waktu berkualitas antara orangtua-anak kurangi kecanduan gawai

Baca juga: Sekolah diminta susun tata tertib penggunaan gawai

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018