London (ANTARA News) - Gaya hidup sebagian masyarakat Inggris terhadap hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan dan minuman organik berpotensi besar bagi Indonesia untuk mengisi peluang tersebut.
Dalam tujuh tahun terakhir ini, terjadi kenaikan akan kebutuhan berbagai macam produk organik di Inggris.
Peluang tersebut ingin diraih oleh sembilan pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang produksi makanan dan minuman organik yang tergabung dalam Indonesia Organic Alliance (AOI).
Mereka datang ke London, Inggris atas undangan KBRI London yang mengelar acara Indonesian Organic Food Day di Marriot Hotel County Hall, London, salah satu hotel yang menjadi ikon Kota London, pada akhir pekan.
Sekitar 200 undangan memadati ruang King George V dan Queen Mary, tempat kegiatan yang terbagi dalam dua acara, pertama pameran berbagai produk makanan minuman organik asal Indonesia, seperti kopi, brown sugar, organic jack fruit, brown rice, dan veggie noodle yang terbuat dari singkong, serta talk show dipandu Tracey May Howes dengan pembicara pakar tentang pengembangan industri makanan organik di Indonesia kaitan dengan potensinya di pasar Inggris.
Duta Besar Indonesia di Inggris Rizal Sukma yang membuka acara bincang-bincang itu, mengharapkan berbagai makanan organik Indonesia yang dipromosikan akan dapat memasuki pasar organik Inggris melalui Hari Makanan Organik Indonesia 2018.
Saat membuka Indonesian Organic Food Day, Dubes Rizal mengemukakan bahwa Indonesia memiliki banyak sumber produk organik.
Selain itu, ia menyoroti kualitas premium yang dimiliki produk organik Indonesia serta kesiapan untuk menjangkau pasar yang lebih besar di Inggris.
Masyarakat di Inggris, sebagaimana banyak negara di dunia, memiliki tingkat kesadaran yang makin tinggi untuk beralih ke produk-produk pangan organik.
Perubahan pola hidup masyarakat itu, menjadikan Inggris sebagai pasar organik terbesar di dunia, dengan nilai sekitar 2,3 miliar poundsterling.
Hal itu diakui oleh konsultan bidang pangan organik, Tracey May Howes yang menjadi moderator dengan mengatakan bahwa potensi produk pangan organik di Inggris cukup besar, yaitu lebih dari 2,2 miliar poundsterling.
"Potensi produk organik Indonesia cukup besar di Inggris," ujarnya.
Diharapkannya dengan acara Indonesian Organic Food untuk pertama kalinya akan membuka peluang bagi masyarakat di Inggris melihat berbagai produk organik Indonesia.
Sementara itu, Annisa Pratiwi dari PT Anak Agung Raka Bagus Vinaya mengatakan bahwa pihaknya menghasilkan berbagai produk organik, seperti tepung singkong atau cassava flour yang dapat dibuat menjadi pasta, instant pancake mix dan veggie noodle serta instant bread yang dikenal dengan merek dagang Ladang Lima.
Dikatakannya bahwa singkong yang biasanya hanya dijadikan tape kini bisa diproduksi menjadi tepung dan mi instan, serta bahan pembuat roti yang tentunya produk organik.
Apalagi pohon singkong mudah ditanam di mana-mana. Cukup banyak petani menanam singkong karena tidak sulit.
Stevanus Wangsit dari Aliansi Organik Indonesia mengapresiasi efek stimulan pameran produk organik Indonesia.
"Hari ini saya mendapatkan potensi kerja sama yang bisa ditindaklanjuti," ujarnya.
Pada acara bincang-bincang itu, Helianti Hilman dari Javara menyampaikan peningkatan pasar pangan organik penting untuk melindungi kekayaan ragam produk organik dan pengembangan kapasitas dari farmpreneurship petani Indonesia.
"Tantangan untuk memasuki pasar internasional adalah standarisasi, baik di tingkatan negara hingga di tingkat mikro, seperti supermarket," ujarnya.
Untuk itu, Helianti mengemukakan bahwa dalam pengembangan usaha, pihaknya melakukan pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) petani agar produk mereka mampu menembus pasar dunia.
Helianti juga menyampaikan tentang letak geografis Indonesia yang memiliki makna strategis dalam kemampuan memasok maupun menyajikan ragam produk organik ke dunia.
"Secara alamiah, Indonesia adalah lumbung produk organik," ujar dia.
Dia juga menjelaskan pemasaran produk organik saat ini lebih banyak menggunakan media sosial.
Hal itu berdampak makin tingginya konsumen yang berusia muda, antara 25-35 tahun, dari yang awalnya berusia sekitar 55 tahunan. Pergeseran yang sama, nampak di produsen organik, di mana saat ini lebih banyak kalangan muda yang berusaha di pasar organik.
Salah satu dari pengusaha produk organik, Elsje Mansula, mengakui produk organik mulai berkembang di Tanah Air.
Pihaknya banyak bekerja sama dengan petani, tercatat sekitar 2.000 petani.
Quality Management Control Mitra Petani Organik (PT PMA) itu, mengakui pihaknya sangat berkomitmen dalam memproduksi makanan organik dengan bantuan dari para petani.
Diakuinya peluang produk organik Indonesia sangat besar. Ia juga melihat antusiasme masyarakat di Inggris akan produk yang dipromosikan dalam acara Indonesian Organic Food, khususnya produk yang dihasilkan perusahaannya yang berdiri sejak 1998.
Dalam acara itu, pihaknya mempromosikan antara lain berbagai jenis beras organik seperti beras merah, hitam, dan brown rice.
Selain itu, organic dragon fruit chips, cassava chips, serta organic young jack fruit yang biasa digunakan sebagai bahan pengganti daging bagi vegetarian.
Pada kesempatan itu, juga diperkenalkan berbagai jenis kopi yang terbuat dari jamur atau kopi yang dikenal dengan sustainable coffee oleh Sujonsen, Marketing Manajer PT Bukitbarisan Alamjaya.
Sujonsen mengakui pameran produk organik itu terobosan pasar baru kepada para pengusaha produk pertanian/perkebunan serta makan olahan organik dari Indonesia untuk diperkenalkan kepada para pengusaha, retail, dan konsumen organik di Inggris, khususnya Kota London.
Acara itu juga memberikan warna serta informasi yang lebih akurat untuk data dan jenis produk organik berasal dari Indonesia.
Kegiatan yang mengikutsertakan AOI dengan anggota yang tersebar dari barat sampai timur Indonesia itu, membuka peluang kedua belah pihak dalam sisi penyediaan dan permintaan barang.
Diharapkan produk organik Indonesia makin dikenal masyarakat internasional sehingga meningkatkan volume ekspor.*
Baca juga: Konsistensi petani kembangkan pangan organik
Baca juga: Produk organik Indonesia merambah Inggris
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018