Surabaya, Jawa Timur (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjenguk warga korban kebakaran di Kampung Kapasan Dalam Gang I, Kota Surabaya, Minggu.
"Kami minta buatkan tandon air untuk para warga korban kebakaran," kata Risma saat meninjau tempat pengungsian korban kebakaran.
Ia mengatakan ada beberapa hal yang perlu dievaluasi menyusul kejadian kebakaran di perkampungan padat penduduk yang mengakibatkan belasan rumah terbakar pada Sabtu (8/12) malam.
Pemerintah kota, menurut dia, juga akan mengerahkan petugas untuk mendukung pembenahan kampung tersebut, yang gang sempitnya juga menjadi tempat warga memarkir kendaraan sehingga mobil Dinas Pemadam Kebakaran kesulitan masuk saat terjadi kebakaran.
Ia juga meminta Ketua RW setempat selanjutnya mencegah pemasangan kabel dan portal yang melintang di tengah jalan, yang membuat mobil pemadam kebakaran sulit masuk ke kampung itu saat terjadi kebakaran.
"Jadi saya minta sekali lagi, nanti dibersihkan semua kabel yang di tengah (jalan) itu. Kedua jalan utama itu harus bersih supaya tidak mengganggu kalau ada kebakaran," katanya.
Saat mengobrol dengan warga korban kebakaran Risma juga mendapat informasi bahwa warga baru melaporkan kejadian kebakaran melalui nomor 112 setelah api sudah besar.
Dinas Pemadam Kebakaran menindaklanjuti laporan tersebut dengan mengerahkan 20 kendaraan pemadam kebakaran ke lokasi.
Saat ini para petugas dan mobil-mobil pemadam masih berada di Kampung Kapasan Dalam Gang 1. Para petugas membersihkan sisa-sisa kebakaran, menata kabel PJU dan membantu penanganan korban.
Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser mengatakan jumlah rumah warga Kapasan Dalam yang terbakar pada Sabtu (8/12) malam ada 17 rumah yang ditinggali 73 orang.
"Untuk sementara, korban kebakaran saat ini tinggal di Posko Terpadu yang didirikan Pemkot Surabaya. Beberapa dari mereka juga ada yang memilih untuk tinggal di rumah saudaranya," katanya.
Fikser mengatakan di Posko Terpadu pemerintah kota telah menyiapkan berbagai keperluan untuk para korban seperti kasur, bantal, selimut, peralatan mandi, obat-obatan, pakaian layak dan makanan.
"Kami juga telah menyiapkan dokter untuk pemeriksaan kesehatan mereka dan psikolog untuk pendampingan," ujarnya.
Ia menambahkan selama tujuh hari para korban akan mendapat bantuan makanan selama tiga kali sehari.
"Setelah tujuh hari, nanti akan kami komunikasikan lagi, apakah mereka masih ingin tinggal di Posko Terpadu atau tidak," katanya.
Baca juga:
Kebakaran meningkat di Surabaya
Surabaya data dan periksa tempat indekos menyusul kebakaran maut
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018