Jakarta (ANTARA News) - Pawai Budaya dalam acara Kongres Kebudayaan Indonesia pada Minggu pagi di Senayan Jakarta menunjukkan keberagaman Indonesia. Pawai diikuti oleh 3400 peserta dan setiap provinsi diwakili oleh 100 peserta.
Arakan-arakan bermula dari Pintu 5 Gelora Bung Karno, dari sana, peserta berjalan ke arah Bundaran Tugu Pemuda Membangun, sambil melakukan beraneka koreografi yang telah dikreasi oleh Deni Malik, dan disesuaikan dengan ciri khas daerah masing-masing, dengan iringan musik.
Direktur Jenderal Kebudayan Kemendikbud Himar Farid mengatakan kegiatan ini menegaskan keberagaman kebudayaan akan menjadi pijakan pembangunan ke depan hingga membuat Indonesia menjadi bangsa yang unggul.
Pawai dilakukan sebagai bagian penting dari puncak acara Kongres Kebudayaan di mana peserta akan menyerahkan hasil-hasil kongres kepada Presiden Joko Widodo.
“Salah satu konsep penting di dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, konsep yang terus berulang, adalah partisipasi aktif masyarakat,” kata Hilmar.
Dia mengatakan Indonesia adalah surga keberagaman di khatulistiwa. Budayanya terbentuk oleh aliran yang datang dari berbagai sisi. Interaksi antarbudaya dinamis itu menampilkan rona khas Nusantara yang senantiasa dapat memadukan yang paradoks.
"Kekhasan itu merupakan kekuatan tak terkira, laut bertemu darat, kebudayaan maritim bertemu pertanian. Aliran dan daya yang lahir dari pertemuan
berbagai kepentingan yang harmonis itu jadi konsep dasar Pawai Kebudayaan," kata dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga ikut turut serta dalam pawai tersebut. Pada sore hari akan diberikan Strategi Kebudayaan yang merupakan hasil dari kongres tersebut kepada Presiden Joko Widodo.*
Baca juga: Mendikbud: KKI berikan banyak wawasan baru
Baca juga: Para seniman antusias hadiri kongres kebudayaan
Baca juga: KKI merayakan dasar hukum untuk kebudayaan
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018