Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Pusat Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Dedi S Adhuri mengatakan bantuan kapal kepada nelayan harus disertai pelatihan intensif.

"Pelatihan satu atau dua hari tentang penggunaan kapal itu tidak dapat diterapkan kepada nelayan, karena mereka kebanyakan nelayan yang mendapatkan pengetahuannya dari pengalaman dan dari lingkungannya," kata Dedi saat ditemui usai kuliah umum di Kongres Kebudayaan Indonesia di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan para nelayan tersebut lebih tepat diberikan pelatihan magang di jenis kapal dan alat kapal yang akan mereka gunakan.

Saat ini pemerintah memang mendorong para nelayan untuk menangkap ikan tidak hanya dipinggir laut tetapi di tengah laut, untuk itu diberikan bantuan kapal-kapal besar untuk nelayan.

Menurut Dedi selain memberikan bantuan, pemerintah juga harusnya memikirkan skema pemodalan para nelayan, jika tidak nelayan akan sulit menjalankan penangkapan kkan.

"Ada banyak contoh misalnya pada program 1.000 kapal, para nelayan diberi kapal namun kapal itu harus pindah ke pemilik modal karena mereka harus memodifikasi alat tangkap. Mereka pun meminjam dana, terus saat operasi mereka enggak berhasil usjung-ujungnya kapal tersebut berpindah ke pemilik modal, " katanya.

Untuk itu pemerintah sudah selayaknya berdialog dan bekerja sama dengan para nelayan agar program pemerintah dapat berjalan dengan baik.

Baca juga: Nelayan Aceh Barat takut gunakan kapal bantuan
Baca juga: KKP harapkan bantuan pemerintah digunakan optimal nelayan
Baca juga: Jabar dapatkan bantuan 165 kapal perikanan dari KKP

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018