Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih tinggi sembilan dolar per ounce pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), di tengah aksi jual di pasar saham dan melemahnya dolar AS.
Laporan Xinhua menyebutkan kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari 2019 naik 9,00 dolar AS atau 0,72 persen, menjadi menetap di 1.252,60 dolar AS per ounce.
Indeks dolar AS lebih rendah pada Jumat (7/12), menyusul laporan pekerjaan yang lemah untuk November, di mana daftar gaji non-pertanian meningkat sebesar 155.000, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi para analis 198.000.
Data pekerjaan terbaru membuat banyak orang percaya bahwa Federal Reserve AS mungkin lebih dovish dalam kenaikan suku bunga tahun depan.
Dolar AS dan emas biasanya bergerak berlawanan arah. Ketika dolar AS jatuh maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Baca juga: Dolar perpanjang pelemahan, pasar kerja AS suram
Emas, sebagai salah satu aset safe haven, mendapat dukungan tambahan dari penurunan tajam dalam ekuitas. Indeks Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Nasdaq turun sekitar dua persen di tengah aksi jual besar-besaran pada Jumat (7/12).
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret 2019 naik 18,7 sen AS atau 1,29 persen, menjadi ditutup pada 14,696 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 0,8 dolar AS atau 0,1 persen, menjadi menetap di 790,40 dolar AS per ounce.
Baca juga: Saham Netflix, Amazon, dan Apple rontok, Wall street ditutup turun tajam
Baca juga: Harga minyak bangkit, akhirnya Saudi penuhi janji pangkas produksi
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018