Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog akan melakukan intervensi pasar jika harga beras mengalami kenaikan di atas 10 persen dari harga rata-rata.
Hal itu dikatakan Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin
"Kami sudah sepakat dengan para Kadivre untuk melakukan intervensi pasar jika harga sudah di atas 10 persen. Dengan cara ini diharapkan harga beras tidak akan sempat bergolak dulu," katanya.
Mustafa mengatakan, jika dipasaran mulai terlihat adanya gejala bergolaknya harga beras maka pihaknya akan segera langsung melakukan tindakan antisipasi.
Pemerintah, tambahnya, akan mempertahankan harga keseimbangan beras sebesar Rp4.750 per kilogram untuk beras medium dan Rp6.000 per kilogram untuk jenis premium.
Harga Rp6.000/kg di tingkat atas dan Rp4.750/kg untuk tingkat bawah tersebut merupakan harga rata-rata nasional bukan harga setempat.
Oleh karena itu, menurut Mustafa, bisa jadi harga keseimbangan di Jakarta Rp4.550/kg, di Maluku Rp5.100/kg atau di Papua Rp5.300/kg.
"Jadi yang dipertahankan di harga itu. Harga di tempat saat BPS menetapkan harga itu pada minggu ketiga bulan Agustus," katanya.
Menyinggung batas operasionalisasi stabilisasi harga, dia mengatakan, hal itu akan dilakukan sampai Januari 2008 dan diharapkan setelah itu gejolak harga beras sudah mereda apalagi mulai Februari memasuki musim panen.
Mustafa menegaskan, saat panen harga beli beras petani tak akan kurang dari Rp4000/kg sedangkan untuk gabah di sawah tak boleh kurang dari Rp2000/kg. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007