Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin, bergerak dua arah menjelang sidang FOMC (Federal Open Market Committee) untuk menentukan suku bunganya dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,11 persen. IHSG ditutup turun 2,386 menjadi 2.223,221, sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan melemah 0,111 atau 0,02 persen ke posisi 465,146. Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah, kepada ANTARA di Jakarta, Senin, mengatakan, indeks yang bergerak dua arah, dimana pagi naik dan menjelang penutupan turun karena pelaku pasar berdagang jangka pendek menjelang sidang FOMC Selasa besok (18/9). "Para pelaku pasar berdagang jangka pendek menjelang sidang FOMC yang belum memberi kejelasan apakah The Fed akan menurunkan suku bunganya atau menahannya di level 5,25 persen," kata Alfian. Dia juga mengungkapkan, jika The Fed mempertahankan suku bunganya akan diterima negatif oleh pasar, sehingga banyak para investor melakukan pelepasan saham di akhir perdagangan. Alfian mengatakan, kenaikan indeks di awal perdagangan lebih disebabkan oleh menguatnya nilai tukar rupiah dan masih positifnya makro ekonomi Indonesia serta sentimen individu saham. "Namun itu tiodak bisa berjalan lama, karena para pelaku pasar mengikuti pasar global mengantipasi keputusan FOMC," tambahnya. Kondisi inilah yang memicu 106 saham di BEJ mengalami penurunan dibanding yang naik 82, sementara 65 tidak berubah harganya dan 143 efek tidak diperdagangkan. Penurunan indeks dipimpin oleh anjloknya saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang terkoreksi Rp200 menjadi Rp10.650, Bank Danamon (BDMN) jatuh Rp200 ke posisi Rp8.000, Bank BRI (BBRI) terkulai Rp50 ke level Rp6.200 dan United Tractors (UNTR) turun Rp50 ke harga Rp7.950. Namun naiknya Bank Mandiri (BMRI), Telkom (TLKM), Bumi Resources (BUMI) dan Astra Internasional (ASII) menahan indeks tidak turun tajam. Saham BMRI terangkat Rp25 ke harga Rp3.175, TLKM naik Rp50 ke level Rp10.700, BUMI melangkah Rp50 ke Rp3.025 dan ASII naik Rp500 menjadi Rp18.500. Volume perdagangan mencapai 4,628 miliar saham dengan nilai Rp2,421 triliun. Posisi investor asing `net buy` (beli netto) mencapai Rp109,964 miliar.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007