Jakarta (ANTARA News) - Museum Maritim Indonesia baru saja diresmikan oleh PT Pelabuhan Indonesia II Persero atau Indonesia Port Cooperation (IPC), dan diharapkan menjadi pusat edukasi pelabuhan serta segala hal yang berhubungan dengan kemaritiman Indonesia di era digital.
"Sebagai pusat edukasi dan informasi, IPC menitikberatkan informasi terbaru tentang kepelabuhan di era digital," ujar Direktur Utama IPC Elvyn G. Massassya di Jakarta, Kamis.
Museum maritim tersebut berlokasi tepat di kawasan komplek IPC Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Pusat. Tentunya, sejumlah artefak asli yang menyimpan sejarah kepelabuhan Indonesia sejak zaman penjajahan juga dipamerkan di sana.
Termasuk gedung yang kini menjadi Museum Maritim Indonesia juga menyimpan sejarah panjang kepelabuhan Indonesia, khususnya pada DKI Jakarta.
Berbagai informasi mengenai sejarah panjang pelabuhan, temuan artefak baik di dalam kapal-kapal pelabuhan maupun barang-barang komoditas yang menjadi ciri khas masing-masing pelabuhan, seperti pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa di Jakarta, Tanjung Mas di Semarang, Tanjung Perak di Jakarta, dan lain sebagainya turut dihadirkan.
Selain memberikan sejumlah informasi melalui media diorama, peta, dan lain sebagainya seperti museum pada umunya, IPC juga menyuguhkan sejumlah lokasi interaktif sekaligus "instagramable" untuk menambah pengalaman pengunjung di museum.
Lokasi interaktif tersebut termasuk diantaranya adalah simulator nahkoda untuk mempelajari cara mengemudikan kapal.
Kemudian terdapat ruangan penyimpanan sejumlah rempah-rempah yang diperdagangkan pada zaman penjajahan yang membangkitkan indera penciuman.
Menariknya, di dalam museum tersebut juga terdapat sejumah spot untuk foto-foto dengan latar belakang tiga dimensi. Lokasi tersebut banyak diminati para pengunjung yang ingin mengabadikan momen seru di museum.
"Ini adalah bagian dari upaya IPC untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Indonesia betul-betul sebagai bangsa maritim dan ini yang pertama di Tanjung Priok," ungkap Elvyn.
Ia juga mengungkapkan pihaknya juga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk menyumbangkan artefak yang relevan dengan maritim kepada Museum Maritim Indonesia.
Sebagai inovasi dalam hal pengembangannya, Museum Maritim Indonesia berencana akan menghadirkan materi pameran yang berbeda setiap tiga atau enam bulan sekali.
Di sisi lain, Direktur Teknis IPC Dani Rusli Utama menyebut, Museum Maritim Indonesia secara prinsip menerima berkas digital yang menurutnya sudah banyak sekali beredar di Indonesia, untuk kemudian dimanfaatkan bagi pembelajaran guru dan murid, bahkan untuk IPC.
"Museum ini terkoneksi dengan pusat pendidikan Pelindo II Ciawi yang mempunyai belasan ribu file digital yang berkaitan masalah maritim. Sehingga ini bisa terkoneksi menjadi pusat pembelajaran kita juga," ujar dia.
Baca juga: Pelindo 1 edukasi mahasiswa teknik industri tentang pelabuhan dan maritim
Baca juga: IPC dukung Pelabuhan Tanjung Priok operasikan Pelabuhan Marunda
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018