Penghargaan tahunan ini diberikan kepada individu, kelompok, atau organisasi yang bergerak di bidang kebudayaan, yang karya-karyanya memberikan dampak positif pada pengembangan masyarakat, terutama di Afrika, Asia, Amerika Latin dan Karibia.
Tercatat 213 orang diundang secara resmi untuk mengajukan diri sebagai nominasi Prince Claus Awards 2018. Delapan puluh lima di antaranya kemudian diterima dan diseleksi kembali oleh Biro Prince Claus Awards.
Mereka yang terpilih selanjutnya diundang untuk menerima penghargaan pada sebuah upacara formal di Royal Palace, Amsterdam, di hadapan anggota keluarga kerajaan dan tamu-tamu dari seluruh dunia. Penghargaan ini juga akan diberikan di negara masing-masing penerima, disertai upacara oleh Duta Besar Belanda.
Gramedia dalam siaran pers, Jumat, mengutip keterangan dari panitia Prince Claus Award, mengatakan Eka Kurniawan terpilih sebagai peraih Prince Claus Award 2018 karena kemampuannya menarasikan kisah-kisah imajinatif lewat keindahan prosa-prosanya, dan juga universalitas materinya.
Penulis kelahiran 28 November 1975 ini dianggap mampu memberikan perlawanan terhadap tindakan politik yang sewenang-wenang, membawa isu-isu sosial dalam bentuk yang akrab dengan masyarakat, juga membentuk pemahaman sejarah di masyarakat, guna membangun persepsi tentang sebuah negara dengan lebih baik.
Tidak hanya itu, penggemar karya Pramoedya Ananta Toer itu juga dinilai berhasil mengangkat budaya Indonesia lewat penceritaan kembali kisah dan mitologi lokal yang selama ini mulai terabaikan.
Penulis "Cantik Itu Luka" itu menggunakan kekuatan sastra dan literatur sebagai penyampai topik-topik krusial, terutama dalam masa-masa ketika kebebasan berpendapat banyak dibungkam. Dan yang terakhir, terutama karena Eka berhasil menarik perhatian dunia dengan menyampaikan sejarah Indonesia alternatif, yang berdampak pada meningkatnya kesadaran dan pemahaman terhadap Indonesia.
Selain Eka Kurniawan, beberapa nama lain yang juga menerima Prince Claus Awards 2018, yaitu Adong Judith dari Uganda untuk bidang Teater, Marwa al-Sabouni dari Syria untuk kategori Arsitektur dan Urbanisme, Kidlat Tahimik dari Filipina untuk Visual Arts/Film, dan O Menelick 2º Ato dari Brasil, untuk kategori Media/Jurnalistik. Sementara, Market Photo Workshop dari Afrika Selatan meraih Principal Prince Claus Award 2018 untuk bidang Fotografi, dan Dada Masilo yang juga berasal dari Afrika Selatan meraih Next Generation Award 2018 untuk bidang Tari.
Baca juga: Bincang-bincang bersama penulis Eka Kurniawan
Baca juga: "Lelaki Harimau" jadi finalis FT/OppenheimerFunds Emerging Voices Awards
Baca juga: "O", fabel kontemporer ala Eka Kurniawan
Baca juga: Berkat topeng monyet, Eka Kurniawan rampungkan novel keempat
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018