Salah satu penyebabnya adalah buangan air limbah dari industri dan domestik

Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menawarkan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan biofilter anaerob-aerob serta online monitoring air (Onlimo) untuk suksesnya program Citarum Harum.

Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT Hammam Riza di Jakarta, Kamis, mengatakan penerapan teknologi IPAL yang mumpuni dan Onlimo menjadi penting mengingat Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum sudah tersendimentasi.

"Salah satu penyebabnya adalah buangan air limbah dari industri dan domestik," katanya..

Penerapan teknologi IPAL ini, menurut dia, menjadi penting karena berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) baru 10 persen dari sekitar 1900 industri yang memiliki IPAL yang mumpuni di aliran Sungai Citarum.

Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa semua usaha yang menghasilkan air limbah wajib melakukan pengelolaan air limbahnya sampai memenuhi ambang batas untuk bisa dibuang ke sungai, namun memang dalam pelaksanaannya belum semua mematuhinya.

IPAL dengan biofilter anaerob-aerob yang dikembangkan BPPT, menurut dia, dirancang khusus untuk negara berkembang, sehingga sistem pengoperasiannya dibuat mudah, sederhana dan bisa dipakai oleh siapapun. Teknologi ini juga bisa digunakan industri, perkantoran, pemukiman dan lainnya.

Sistem pengolahan air limbah dilakukan dengan cara mengumpulkannya dalam bak penampung, lalu dialirkan ke IPAL yang mumpuni khususnya dengan biofilter anaerob-aerob.

Sedangkan pemantauan secara real time DAS dengan Onlimo menggunakan sensor kualitas air. Alat ini, ia mengatakan diletakkan di saluran pengeluaran limbah perusahaan, lalu disegel, sehingga manfaatnya akan signifikan.

Seluruh sensor, lanjutnya, dapat dihubungkan secara online ke situs pihak yang melakukan monitoring, sehingga informasi kualitas air limbah yang dibuang perusahaan ke sungai dapat diketahui secara transparan.

Baca juga: Kemristekdikti luncurkan KKN tematik Citarum Harum

Baca juga: Pemangku kepentingan belum kompak tangani Citarum menurut Ridwan Kamil


***4***

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018