Jakarta (ANTARA News) - Komunitas Bela Indonesia (KBI) menyatakan kini saatnya Pancasila menjadi pembicaraan publik guna mencegah ekspresi marah dan curiga yang dapat memggerus persatuan bangsa.
"Akhir-akhir ini sektarianisme dan politisasi agama semakin menguat dan menunjukkan bahwa falsafah kebangsaan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa sudah mulai tergerus serta mengobok-obok persatuan masyarakat kita," ujar Koordinator KBI Anick HT di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dari dulu agama adalah bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Namun sayangnya kini pandangan dan ekspresi keagamaan yang muncul di ruang publik justru pandangan-pandangan yang tidak bisa menerima keberagaman.
"Inilah salah satu alasan kenapa dukungan masyarakat kepada Pancasila semakin menurun," katanya.
Dalam riset yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) menemukan data yang mengkhawatirkan. Dari tahun 2005 sampai 2018, dukungan warga kepada Pancasila terus mengalami penurunan.
Pada 2015, dukungan masyarakat kepada Pancasila mencapai 85,2 persen kemudian turun menjadi 75,3 persen pada 2018 atau mengalami penurunan 10 persen selama 13 tahun terakhir.
Di sisi lain, dalam kurun survei yang sama, pendukung NKRI bersyariah naik 9 persen. Publik yang pro NKRI bersyariah tumbuh dari 4,6 persen pada 2005 menjadi 13,2 persen pada 2018.
Kondisi ini yang menjadi salah satu penggerak dilaksanakannya kegiatan pelatihan juru bicara Pancasila yang digelar oleh KBI di 25 provinsi. Pelatihan tersebut diharapkan bisa menumbuhkan kembali dukungan masyarakat terhadap Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
"Pelatihan ini ingin menyinggung kembali kesadaran kita sebagai civil society untuk turut memperjuangkan Pancasila sebagai dasar negara kita. Pancasila bukan hanya jadi urusan aparatur negara tetapi harus jadi perbincangkan publik,” kata Anick.
Pelatihan jubir Pancasila di Batam akhir pekan lalu dihadiri oleh peserta dari berbagai latar belakang, baik mahasiswa, aktivis LSM, guru, pemuka agama dan jurnalis dari berbagai daerah di Kepulauan Riau. Selain itu, terdapat peserta dari Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Riau.
Dalam pelatihan ini, peserta mendapatkan materi isu, materi menulis, berdebat dan manajemen sosial media. Sebelumnya, KBI sebagai penyelenggara kegiatan juga telah membuat buku berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia yang ditulis oleh Denny JA dan tim sebagai rujukan utama.
Selain di Batam, pelatihan Jubir Pancasila juga dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan, selama empat hari tiga malam, sejak 30 November hingga 3 Desember 2018.
Baca juga: KBI: Pelatihan Pancasila cegah konflik sosial
Baca juga: ISNU: Milenial perlu diberi pendidikan Pancasila dan bela negara
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018