Yang penting saat ini adalah membangun kemitraan. Kontribusi apa yang dapat diberikan pengusaha-pengusaha di daerah di saat mereka membangun kemitraan dengan pengusaha asing
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pihaknya tengah berupaya membangun kemitraan pengusaha di daerah selain Ibukota DKI Jakarta dengan pengusaha asing. 

Saat menyampaikan Prospek Ekonomi dan Bisnis di Indonesia pada 2019 di Jakarta, Rabu, Shinta menjelaskan banyak pengusaha daerah dan penggiat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki kemampuan untuk mendunia, tetapi terhalang masalah pendanaan dan alih-teknologi. 

"Yang penting saat ini adalah membangun kemitraan. Kontribusi apa yang dapat diberikan pengusaha-pengusaha di daerah di saat mereka membangun kemitraan dengan pengusaha asing," sebut Shinta. 

Oleh karenanya, ia mengaku pihaknya banyak berkeliling untuk mengajak para pengusaha asing skala menengah yang ingin bermitra dengan pebisnis di Indonesia, khususnya di daerah selain kota-kota besar. 

"Problemnya saat ini, banyak pengusaha daerah yang harus ditingkatkan kapasitasnya, belum lagi soal global value chain. Itu yang harus didukung (oleh pemerintah bersama asosiasi pengusaha)," jelas Shinta. 

Dalam kesempatan itu, Apindo menyoroti prosedur perizinan yang kerap simpang-siur berpotensi menghambat investasi.

Shinta menyebutkan beberapa perizinan seperti izin lokasi, IMB (izin mendirikan bangunan), SIUP (surat izin usaha perdagangan), TDP (tanda daftar perusahaan) dan HO (izin gangguan) yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota menjadi penentu keberlangsungan investasi dan berusaha di daerah. 

Alhasil, Apindo menghimbau pemerintah mengevaluasi penerapan sistem perizinan tunggal (Online Single Submission/OSS), seraya menyelaraskan regulasi usaha di tingkat pusat dan daerah.

Baca juga: Apindo jembatani lulusan DSC dapatkan pinjaman bergulir

Baca juga: Apindo soroti tiga tantangan ekonomi membayangi 2019


 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018