Untuk negara tropis, hanya Indonesia yang memiliki 10 dari 12 ordo tanah di dunia
Bogor (ANTARA News) - Tanah Indonesia memiliki keunggulan dari tanah-tanah di Asia, karena 10 dari 12 ordo tanah di dunia berdasarkan taksonomi tanah yang diterbitkan oleh Amerika Serikat berada di Indonesia.
"Untuk negara tropis, hanya Indonesia yang memiliki 10 dari 12 ordo tanah di dunia, Thailand dan Malaysia tidak punya sebanyak kita," kata Peneliti Tanah, Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP), Kementerian Pertanian, Kusumo Nugroho, kepada awak media di Museum Tanah, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Kusumo menyebutkan, dua ordo tanah yang tidak dimiliki oleh Indonesia adalah ordo tanah gurun dan tanah kutub. Sedangkan 10 ordo yang dimaksud yakni tanah gambut (ordo Organosol/Histosol), tanah aluvial tsunami (Ordo Entisol), tanah hutan hitam (Ordo Mollisol).
"Tanah hutan hitam dari ordi Mollisol kebanyakan berada di Russia, dan Canada, subur sekali tanahnya," kata Kusumo.
Selanjutnya, Tanah Andosol dari ordo Andisol, yang merupakan tanah yang banyak ditemukan di Jepang, juga ada di Indonesia. Tanah Podsol dari ordo Spondosol, tanah Grumosol dari ordo Vertisol, tanah Mediteran dari ordo Alfisols, tanah Podsolik dari ordo Ultisol dan tanah Lateritik dari ordo Oxisols.
"Ke-49 persen tanah di Indonesia kebanyakan tanah Podsolik dari ordo Ultisols ini untuk pertanian," katanya.
Mnurut Kusomo, banyaknya jenis tanah yang dimiliki Indonesia sehingga membuat tanahnya subur dan kaya anekaragaman hayati mulai dari ujung Sumatera sampai Papua.
Museum Tanah Indonesia berdiri sejak tahun 1905 yang diawali dengan berdirinya Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek atau laboratorium untuk perluasan pengetahuan tentang tanah.
Sejak 5 Oktober 2017 lalu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membukan kembali Museum Tanah Indonesia dengan tampilan yang lebih menarik dan beragam.
Pengetahuan tentang jenis-jenis tanah yang dimiliki Indonesia dapat ketehuai dalam museum tersebut. Museum tanah merupakan tempat menyimpan model atau contoh tanah sebagai koleksi berbagai macam tanah di Indoensia sebagai sumber informasi dalam hal sumberdaya lahan untuk pembangunan pertanian.
Museum Tanah memiliki fasilitas di antaranya gedung A adalah ruangan dislay utama museum, tempat dipajangnya secara permanen. Lalu gedung B, tepat ruangan rapat dan penginapan, gedung C yakni galeri, untuk memajang koleksi tambahan dan menjadi tempat majang sementara.
Gedung D tersimpan playing ground bagi aktivitas penunjang program musem dan ruangan penyimpanan koleksi. Fasilitas berikutnya, area parkir, mushol dan toilet.
Kusumo menambahkan, mempelajar tanah Indonesia sangat penting, agar generasi muda Indonesia mengetahui sejarah dari konsep Tanah Air yang lahir pada zaman Majapahit.
"Kami mulai mengenalkan kembali ke masyarakat, supaya mereka tidak anggap enteng mengenai tanah air kita," katanya.
Koordinator Museum Tanah Indonesia, Bambang Winarko membahkan, museum ini memiliki koleksi monolit tanah yang diambil dari seluruh pelosok tanah air di mana informasi dalam mikro monolit sangat penting dalam pengelolaan tanah untuk produksi pertanian nasional.
Ia menyebutkan, koleksi museum merupakan potret perkembangan ilmu tanah nasional yang juga merupakan rujukan ilmu tanah internasional terutama tanah-tanah tropika.
"Museum tanah diharapkan dapat menggambarkan kondisi pertanian masa lalu, kebijakan dan program pertanian saat ini dan bagaimana memimpin pembangunan pertanian di masa depan," kata Bambang.
Memperingati Hari Tanah se-dunia, Museum Tanah bekerja sama dengan Konsil Pusaka, dan Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian menggelar `open house`.
Tahun ini Museum Tanah Indonesia menggaet generasi millenial untuk datang mengunjungi museum mulai dari SMP, sampai mahasiswa hadir.
"Rencana ke depan Kementerian Pertanian akan mengembangkan Museum Tanah menjadi Museum Tanah dan Pertanian bertaraf internasional," kata Bambang.
Baca juga: Museum Tanah Indonesia sudah dibuka lagi
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018