Pemilik properti, mulai dari office (perkantoran) dan apartemen harus jeli melihat peluang pada 2019 nanti
Jakarta, 5/12 (Antara) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan sektor properti pada 2019 masih belum sepenuhnya pulih, melanjutkan tren pelambatan pertumbuhan pada 2018.
Ketua Kompartemen Properti Apindo Eddy Hussy di Jakarta, Selasa, menyampaikan tantangan dunia properti pada 2019 tidak hanya dilihat dari kondisi ekonomi, tetapi dari situasi politik.
Menurut dia, masyarakat cenderung memiliki banyak pertimbangan dalam membeli properti. Pasalnya, properti merupakan salah satu bentuk investasi jangka panjang.
"Pemilik properti, mulai dari office (perkantoran) dan apartemen harus jeli melihat peluang pada 2019 nanti," sebut Eddy.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani turut menyoroti alternatif pendanaan yang harus disediakan pemerintah untuk mendorong agar sektor properti terus bertumbuh.
Ia berpendapat, pendanaan untuk sektor properti tidak dapat bergantung pada perbankan, mengingat banyak bank beranggapan keuntungan berinvestasi di sektor properti cenderung kecil.
"Kita mendorong agar sektor properti, khususnya pembangunan rumah juga dapat memanfaatkan dana dari BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) tenaga kerja dan hari tua. Ada dasar hukumnya, peraturan pemerintah menyebut bahwa 15 persen dari jaminan hari tua dapat dialokasikan untuk perumahan," terang Hariyadi.
Ia menyebut, nilai yang berpotensi dapat dialokasikan ke sektor perumahan mencapai Rp78 triliun.
"Tentu tidak semua uang itu digunakan," sebut Hariyadi.
Baca juga: Apindo jembatani lulusan DSC dapatkan pinjaman bergulir
Baca juga: Apindo soroti tiga tantangan ekonomi membayangi 2019
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018