Surabaya (ANTARA News) - Tim Peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan alat pendeteksi genangan air atau standing water level untuk dipasang di bandara demi keselamatan penerbangan.
"Keselamatan penerbangan itu tidak hanya bergantung pada faktor pesawat terbangnya saja, melainkan infrastruktur bandar udara juga berperan penting bagi keselamatan penerbangan," ujar peneliti ITS Dr Melania Suweni Muntini, MT, kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Dia mengungkapkan selama ini di tiap bandara di Indonesia hanya terpasang alat pendeteksi angin untuk memantau kecepatan angin demi keselamatan penerbangan.
"Pendeteksi angin yang sudah banyak terpasang di berbagai bandara pun sebenarnya masih perlu dikembangkan lagi. Karena belum mendeteksi kecepatan angin yang datang dari arah samping," ujar pakar infrastruktur penerbangan ITS itu.
"Selama ini belum ada satupun bandara di Indonesia yang memiliki alat pendeteksi genangan air," katanya.
Melania bersama tim peneliti ITS melakukan penelitian sejak tahun lalu, di antaranya telah melakukan berbagai uji coba di bandara perintis Sumenep, Madura, Jawa Timur.
"Kami pilih bandara perintis di Sumenep untuk melakukan uji coba karena frekuensi penerbangannya masih terbilang sepi. Sebenarnya kami ingin melakukan uji coba di bandara besar, seperti Juanda, tapi frekuensi penerbangannya terlalu padat untuk dijadikan tempat penelitian," ucapnya.
Dia menekankan alat pendeteksi genangan air wajib dipasang di seluruh bandara demi keselamatan penumpang.
"Genangan air yang aman untuk keselamatan penerbangan syaratnya minimal 3 milimeter dari keseluruhan luas bandar udara. Itu harus ada alat yang dapat mendeteksinya. Kalau tidak, pesawat yang mendarat atau melakukan lepas landas bisa tergelincir," tuturnya.
Melania menyatakan penelitiannya telah rampung. Alat deteksi genangan air untuk dipasang demi keselamatan penerbangan di bandara kini tinggal menunggu sertifikasi.
Baca juga: ITS luncurkan Pusat Unggulan Industri Kreatif
Baca juga: Tiga kendaraan inovatif ITS jelajahi Indonesia
Pewarta: Hanif Nashrullah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018