Jakarta, (ANTARA News) - Pemain basket Los Angeles Clippers, Patrick Beverley didenda oleh NBA sebesar 25.000 dolar AS (Rp361 juta) lebih gara-gara melempar penonton dengan bola di Dallas, Minggu lalu.
Pemain guard itu sebelumnya harus meninggalkan lapangan karena melakukan pelanggaran ketika kuarter keempat tersisa 9:10 menit pada pertandingan yang berakhir kekalahan Clippers 110-114 dari tuan rumah Dallas Mavericks.
Kepada media usai pertandingan, Beverley mengaku marah karena penonton tersebut berteriak menghina ibunya.
"Saya sudah kasih tahu wasit, kasih tahu pihak keamanan. Saya tidak pernah diusir dari lapangan sejak bermain di NBA," kata Beverley.
"Saya masih bisa terima perkataan 'F...you, Beverley, 'F...you, Pat', tapi ketika nama ibu saya disebut, itu adalah hal yang tidak bisa saya terima," katanya.
"Setelah saya melapor kepada pihak keamanan, keamanan klub Dallas berulang kali. Jadi jika tidak ada satupun yang bisa mengontrol penonton, lalu apa yang harus kali lakukan sebagai pemain," katanya menambahkan.
Penonton tersebut, yang kemudian diketahui bernama Don Knobler, mengaku kepada ESPN bahwa ia menghina ibu Beverley setelah pelanggaran oleh Beverley yang menyebabkan patahnya gigi point guard Maverick, Dennis Smith Jr.
Tapi Knobler juga mengakui bahwa ia tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh.
Beverley bereaksi dengan melemparkan bola ke arah Knobler saat istirahat pada kuarter keempat.
"Penonton tersebut mengatakan sesuatu tentang ibunya (Beverley). Saya katakan kepada dia, inilah kehidupan yang harus dijalani dan kita harus bisa menghadapinya. Dan pihak NBA juga harus bisa mengatasi hal seperti ini," kata pelatih Clippers, Doc Rivers
Insiden ini sebenarnya bukanlah yang pertama bagi Beverley. Sebelumnya ia juga pernah didenda 25.000 dolar AS setelah terlibat pertengkaran hebat dengan pemilik minoritas Oklahoma City Thunder, stuart Scaramucci pada pertandingan playoff 2017, saat ia membela Houston Rockets.
Baca juga: Bulls pecat pelatih kepala Fred Hoiberg
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2018