Jakarta (ANTARA News) - Kurs Rupiah Senin pagi menguat mendekati level Rp9.350 per dolar AS, dipicu oleh perkiraan bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunganya. Perkiraan penurunan suku bunga AS memicu nilai tukar rupiah naik menjadi Rp9.379/9.380 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.380/9.388 atau naik tipis satu poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin, mengatakan rupiah terus mendapat sentimen positif menjelang bank sentral AS akan menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Meski rupiah menguat, namun kenaikannya tidak begitu besar dan pergerakannya makin menjauhi level Rp9.400 per dolar AS, katanya. Rupiah, menurut dia, akan berlanjut menguat, apabila masuknya dana asing yang ditempatkan di pasar domestik, apalagi mereka lebih cenderung menginvestasikannya di pasar Asia ketimbang di Amerika Serikat. Karena itu, peluang untuk bisa menguat hingga di level Rp9.000 per dolar AS sangat besar, ucapnya. Kenaikan rupiah yang tipis, itu, lanjut dia, karena pelaku sangat fokus terhadap pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal AS yang akan dilaksanakan pada 18 September besok. Pelaku lokal ingin mengetahui lebih jelas hasil pertemuan tersebut dan menunjukkan arah pasar yang sebenarnya, katanya. Ia mengatakan, aktivitas pasar saat ini hanya digerakkan oleh perdagangan pasar belum didukung oleh isu yang positif, karena mereka masih menunggu pertemuan itu. Pasar ingin mengetahui berapa persen The Fed menurunkan suku bunganya, meski diperkirakan hanya sekitar 25 basis poin, katanya. Kurang bergariahnya pasar, menurut dia, karena aktivitas pasar saham Asia juga cenderung melesu, karena belum munculnya faktor baru yang bisa menggerakkan pasar terutama dari Komite Pasar Terbuka Federal AS. Dolar AS terhadap yen mencapai 115,30 dan euro terhadap yen menjadi 160 yen dan terhadap dolar AS jadi 1,3866. (*)
Copyright © ANTARA 2007