Wamena (ANTARA News) - Sejumlah sanak saudara yang merupakan keluarga korban dugaan penembakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, mendatangi Markas Kodim 1702/Jayawijaya untuk menunggu jenazah.

Sekitar 90-an warga itu diizinkan masuk ke Halaman Kodim 1702/Jayawijaya oleh aparat TNI yang berjaga di pintu masuk Makodim, Selasa.

Titus, seorang warga saat ditemui di Makodim, mengatakan satu anggota keluarganya yang bekerja sebagai pengangkut material, pergi ke Nduga pada 29 November lalu.

Ia mengatakan pihak keluarga belum mendapat informasi pasti dari keluarganya yang bernama Caling, sehingga mereka mendatangi pos penanganan kasus Nduga yang ada di Kodim 17012/Jayawijaya.

"Dia antarmaterial ke atas (Nduga). Awalnya kita tahu informasi ini di media. Keluarga saya namanya Caling. Dia kerja di sana sudah selama proyek itu dilakukan," tuturnya.

Ia mengatakan pihaknya sudah melihat foto-foto penembakan yang beredar di media sosial, namun mereka belum yakin apakah benar terjadi penembakan.

"Nanti kita lihat fisiknya aslinya dalam keadaan selamat atau pun sudah menjadi jenazah. Kita dapat foto dari media yang beredar, ini jadi pertanyaan kita juga padahal di sana tidak ada sinyal, tetapi sudah ada di media sosial," ucapnya.

Dari foto yang beredar, kata dia, ada satu korban penembakan yang memiliki ciri-ciri fisik hampir mirip (Caling).

"Kalau dilihat ciri-ciri fisik, sepertinya serupa, tetapi kita tetap berharap bahwa itu bukan dia," ujarnya, berharap.

Ia mengatakan mereka juga belum menerima informasi pasti dari pihak perusahaan.

"Dari perusahaan sudah komunikasi, tetapi masih belum jelas ditambah informasi yang masih simpang siur apakah betul atau tidak," ucapnya.

Hingga sore hari, evakuasi belum bisa dilakukan.

Baca juga: TNI/Polri belum berhasil evakuasi korban penembakan KKB

Baca juga: TNI kejar pelaku penembakan puluhan pekerja di Nduga

Baca juga: Satu tentara dilaporkan tewas saat pos TNI diserang KKB

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018